Bagaimana Membedakan Picky Eater dan Anak dengan Kondisi SFA? Anak dengan kondisi pilih-pilih makanan yang ekstrem memang hanya bisa menerima variasi makanan yang lebih sedikit. Namun jik...
Jumat, 06 Agustus 2021 | 13:56 WIB Penulis :
Baby walker sering dipilih sebagai alat belajar jalan bayi. Namun, apakah alat ini benar-benar bermanfaat untuk hal tersebut? Yuk, cari tahu faktanya
Salah satu alat bantu yang sering dipilih untuk melatih anak berjalan sendiri adalah baby walker. Benda ini tersusun atas kerangka keras yang beroda, sling untuk ‘berdiri’, lalu meja di hadapan bayi yang umumnya dihiasi dengan mainan.
Alasan penggunaan baby walker adalah untuk membantu anak bergerak di saat dirinya belum bisa berdiri sempurna. Harapannya, alat tersebut dapat membuat anak lebih cepat berjalan.
Ternyata, harapan tersebut tidak sesuai dengan fakta medis yang sebenarnya. Pasalnya, penggunaan alat belajar jalan bayi — dalam hal ini baby walker — justru berpotensi membahayakan kesehatan si kecil.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan, sejak tahun 1990 hingga 2014, terdapat 230.000 kasus kecelakaan pada bayi di bawah usia 15 bulan yang disebabkan oleh penggunaan baby walker.
Itulah sebabnya, Amerika Serikat dan Kanada kini melarang penggunaan baby walker untuk melatih anak berjalan.
Berbagai laporan kecelakaan akibat penggunaan baby walker membuat benda tersebut tidak direkomendasikan oleh medis. Bahkan, American Academy Pediatrics (AAP) sudah melarang penggunaan baby walker untuk melatih motorik kasar anak.
Berikut ini beberapa bahaya baby walker yang mungkin terjadi jika orangtua memaksakan si kecil untuk menggunakan benda tersebut,
Kondisi-kondisi tersebut bisa terjadi akibat:
Selain berbahaya, penggunaan baby walker justru bisa menghambat proses si kecil untuk belajar berjalan.
Pasalnya, saat didudukkan di benda tersebut, si kecil dapat merasa sudah mudah bergerak dan berpindah tempat. Kenyamanan tersebut akan membuatnya malas untuk berjalan sendiri tanpa bantuan.
Di samping itu itu, penggunaan baby walker juga tidak akan membuat bayi belajar keseimbangan. Karena, selama berdiri dan berjalan dengan benda tersebut, ia tak melihat kakinya. Risiko si Kecil berjalan jinjit pun mungkin terjadi akibat penggunaan baby walker.
Oleh karena itu, lebih baik si kecil belajar berjalan tanpa baby walker. Caranya, berikan stimulasi kepada anak dengan meletakkan mainan di hadapannya untuk ia raih. Hal tersebut akan mendorong si kecil untuk bergerak dan mengambil mainan.
Anda juga bisa memegang kedua tangannya saat ia berdiri dan membantunya berjalan.
Pada bayi yang lebih besar, Anda bisa menggunakan push toys atau mainan yang didorong. Cara ini efektif dan lebih sesuai dengan kondisi normal (fisiologis) tubuh anak. Tentu saja, penggunaan push toys tersebut harus dalam pengawasan ketat orangtua dan/atau pengasuh.
Lantas, adakah manfaat belajar berjalan tanpa bantuan baby walker? Ada! Berikut ini beberapa di antaranya:
Jadi, lebih baik jangan andalkan baby walker sebagai alat belajar jalan bayi. Benda ini pun sebaiknya tidak digunakan sebagai ‘penjaga’ bayi kala orangtua sedang mengerjakan tugas lainnya. Lebih baik biarkan si kecil bermain di lantai daripada diletakkan di atas baby walker.
Jika sewaktu-waktu si kecil terpaksa diletakkan di dalam baby walker, pastikan orangtua atua pengasuh mengawasinya dengan saksama guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Source: klikdokter.com
Bagaimana Membedakan Picky Eater dan Anak dengan Kondisi SFA? Anak dengan kondisi pilih-pilih makanan yang ekstrem memang hanya bisa menerima variasi makanan yang lebih sedikit. Namun jik...
Memang benar, kabar kehamilan pastinya selalu di sambut dengan perasaan bahagia oleh semua keluarga, terutama oleh bunda juga ayah. Bahkan berbagai doa kerap di panjatkan agar si ibu menjalani proses ...
Pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI pertama untuk bayi tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, mulai dari kesiapan makan Si Kecil, jenis makanan yan...
Jangan, nanti kotor.' Kalimat larangan semacam itu jangan sering diucapkan pada anak. Sebab dampaknya anak bisa jadi 'jijikan' alias takut kotor. Padahal dunia anak adalah dunia bermain...