Tips Menghadapi Mom Shaming

Kamis, 21 Oktober 2021 | 11:42 WIB Penulis :


Jakarta - Hidup di era digital memang memiliki banyak keuntungan, tapi ada juga beberapa kerugian. Salah satunya adalah mom-shaming yang makin sering terjadi, terutama di media sosial.

Seperti penyanyi Mytha Lestari yang baru-baru ini menutup kolom komentar di Instagram. Mytha menutup kolom komentar karena tak ingin netizen mengomentari dirinya, suami dan putranya, Mahatma Kala Maheswara. Eits, jangan salah, menurut penelitian, anggota keluarga juga bisa menjadi pelaku mom-shaming lho.

Anggota keluarga terdiri dari tiga kelompok teratas pelaku mom-shaming. Para ibu yang merasa dikritik mengatakan pihak yang paling sering melakukan mom-shaming adalah orang tua (37 persen), rekan orang tua (36 persen) dan mertua (31 persen), demikian dikutip dari Psychology Today.

Bila Moms mengalami mom-shaming ada 10 tips menghadapi mom-shaming yang bisa dicoba nih, Bun.

1. Bersikap legowo alias tenang meskipun sebelumnya tak pernah dikritik atau menjadi korban mom-shaming. Selalu persiapkan mental seakan kita sudah pernah menjadi korban mom-shaming.

2. Memahami bahwa menilai dan mengkritik membuat sebagian orang merasa lebih baik. Misalnya jika pelakunya adalah anggota keluarga sendiri, mungkin mereka ingin terlibat dalam pengasuhan anak.

3. Tetap perhatikan para mom-shamers yang merasa tahu segalanya dan mengirimkan informasi hanya untuk mendengar dirinya berbicara.

4. Mom-shaming biasanya dilakukan seseorang karena ingin menutupi rasa nggak nyaman atau rasa bersalah saat mereka mengasuh anak dengan cara yang berbeda. Jadi, nggak perlu ambil pusing ketika Moms mengalami mom-shaming yang dilakukan orang-orang seperti ini ya.

5. Kurangi waktu kita bersama orang-orang yang menjadi pelaku mom-shaming. Baik itu keluarga atau teman sebagai upaya menenangkan diri.

6. Selalu berpikir bahwa tak ada orang tua yang sempurna. Setiap orang tua pasti pernah membuat kesalahan.

7. Balas kritikan dengan candaan sebagai senjata. Jadi hempaskan saja, Bun, dengan tawa, he-he-he.

8. Jangan terpengaruh oleh teman-teman yang pola asuhnya terlihat mulus dan mudah.

9. Ketika para pelaku mom-shaming mengkritik mungkin mereka nggak tahu-menahu tentang kita dan apa yang kita alami. Jadi anggap saja seperti angin lewat.

10. Semua orang tua jauh lebih mengenal anaknya ketimbang orang lain. Untuk itu, tetap yakini bahwa apa yang kita lakukan adalah hal terbaik untuk diri sendiri dan si kecil. (aci/rdn)

 

Source: https://www.haibunda.com/

Artikel Lainnya

Mendengar bayi mulai mengoceh di usia 6 sampai 8 bulan menjadi salah satu momen istimewa untuk kebanyakan orang tua. Hal ini merupakan salah satu tonggak penting perkembangan bahasanya. Namun tahukah ...

Anak-anak biasanya belajar perawatan diri fisik (misalnya, istirahat, makan sehat, dll.) terlebih dahulu sebelum perawatan diri mental (misalnya, memahami ketika mereka perlu istirahat untuk menenangk...

Umumnya bayi berkeringat ketika mereka kepanasan, demam, atau terlalu aktif bergerak. Namun, ada juga bayi yang berkeringat saat tidur lelap. Apakah hal ini normal dan apa sih penyebabnya? Sama sep...

Bagi ibu yang memiliki aktivitas padat, menyimpan stok ASI perah adalah salah satu cara untuk memberikan ASI eksklusif pada si kecil. Namun, menyimpan ASI perah tentu tidak bisa se...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................