Tes IVA, Pap Smear, dan Vaksin Serviks Setelah Melahirkan

Senin, 06 Februari 2017 | 11:47 WIB Penulis : Erni Wulandari


Usia 8 minggu pasca persalinan, Bunda disarankan untuk melakukan tes IVA, Pap Smear, dan vaksin serviks. Berikut ini penjelasannya.

- Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yaitu pemeriksaan leher rahim (serviks) untuk mendeteksi kanker leher rahim dengan cara cepat, mudah dan sederhana. Caranya, bidan atau dokter memulas leher rahim dengan larutan asetat, kemudian menggunakan mata telanjang melihat hasil pemeriksaan apakah terdapat bercak putih pada leher rahim. Jika tidak, artinya IVA negatif atau leher rahim normal. Jika terdapat bercak putih, artinya IVA positif atau mengindikasikan kemungkinan Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat). Pada hasil IVA positif, Bunda akan dirujuk untuk menindaklanjuti dengan pap smears. Selain pada masa nifas, tes IVA bisa dilakukan kapan saja, termasuk ketika hamil dan saat haid. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara rutin.

- Tes Pap smear merupakan skrining mulut leher rahim untuk mendeteksi dini kanker serviks secara lebih akurat jika dibandingkan dengan IVA. Untuk melakukan tes ini, Bunda bisa datang ke klinik dengan fasilitas tes pap smear dan meminta pemeriksaan, atau, berkonsultasi dulu ke dokter obgyn untuk meminta surat pengantar –terutama jika pemeriksaan dibiayai asuransi. Tes dilakukan dengan cara mengambil lendir di sekeliling mulut rahim, untuk dianalisis di laboratorium, guna menemukan adanya kelainan. Delapan minggu pasca persalinan merupakan waktu terbaik, sebab kondisi mulut rahim belum tertutup sempurna, sehingga memudahkan pengambilan sampel.

- Pemberian vaksin serviks atau vaksin HPV (Human Papilloma Virus), untuk tindakan pencegahan virus HPV yang menyebabkan penyakit kanker leher rahim. Bunda bisa meminta imunisasi ini pada dokter obgyn, sebab umumnya vaksin ini tersedia di RS. Diberikan sebanyak tiga kali berturut-turut, jika vaksin pertama diberikan hari ini (bulan ke-0), maka pemberian vaksin kedua adalah berselang 30 hari (bulan ke-1) dan vaksin ketiga berselang 6 bulan (bulan ke-6). Efek samping yang biasanya timbul ialah pusing, demam ringan, mual, hingga pingsan –tergantung respons tubuh setiap orang. Dianjurkan untuk duduk, menunggu selama 15 menit untuk mengurangi efek samping tersebut setelah penyuntikan.

 

Tip: IVA dan Pap Smears merupakan skrining penting bagi wanita pelaku seksual aktif. Lakukan secara rutin setidaknya 2 tahun sekali, atau 1 tahun sekali jika Bunda berusia 40 tahun.

 

Sumber : Parenting

 

Artikel Lainnya

Anak yang picky eater itu benar-benar bikin pening ya, Bunda? Sampai bingung harus bagaimana lagi. Tapi, Bunda bisa mencoba cara dengan menyediakan wadah camilan sehat di tempat yang mudah dijangkau s...

Biduran pada bayi biasanya muncul jika anak Moms terkena alergen, infeksi, gigitan serangga, atau sengatan lebah. Jika anak sudah cukup besar, obat-obatan seperti antihistamin dapat membantu...

Perkembangan dalam kandungan merupakan saat yang sangat luar biasa dimana sel membelah, tumbuh dan berdiferensiasi dengan sangat cepat. Saat ini banyak terapi yang dikembangkan oleh para ahli untuk me...

Perempuan hamil, utamanya yang menjalani kehamilan pertama, kadang bertanya-tanya aman atau tidak menjalankan ibadah puasa. Sebenarnya jika kondisi ibu dan bayi sehat, puasa dalam keadaan hamil bisa d...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................