Rebus dan Kukus, Mana yang Kandungan Nutrisinya Lebih Baik?

Selasa, 07 Maret 2017 | 11:58 WIB Penulis : Erni Wulandari


Cara memasak ternyata berperan menentukan kualitas nutrisi masakan!
 
Dalam mengolah masakan, biasanya kita hanya fokus memerhatikan bahan bakunya saja. Pastikan Bunda juga memerhatikan proses atau cara mengolahnya. Kalau selama ini kita mengira merebus dan mengukus sama saja, sama-sama baik dibandingkan menggoreng dan membakar, ternyata salah.

Ada kelebihan dan kekurangan dari metode mengolah makanan tersebut. Yuk, kita bahas apa yang terjadi dari proses merebus dan mengukus!
 
- Merebus
Proses perebusan melibatkan kontak antara air dan sayuran, sehingga beberapa para ahli mengatakan ada penarikan senyawa-senyawa aktif dari sayuran itu sendiri (Ekstraksi). Akibat dari penarikan ini, beberapa kandungan nutrisi dari bahan yang direbus menjadi hilang. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition, mendidihkan makanan (penelitian menggunakan brokoli atau bayam) mengakibatkan hilangnya folat hingga 50%. Bahkan mampu menghilangkan kandungan vitamin C dan beberapa vitamin B yang memang bersifat larut air. Merebus juga dipercaya dapat meluluhkan lebih banyak antioksidan karena beberapa senyawa pelawan penyakit larut dalam air panas. Belum lagi ketika Bunda merebus bahan makanan terlalu lama, bisa-bisa senyawa vitamin dan mineral akan ikut larut dalam air panas.

Sedangkan menurut penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Agricultural and Food Chemistry, AS, mendidihkan bahan makanan, khususnya sayuran dapat menghilangkan 87% oksalat –asam organik yang mampu membuat seseorang terkena penyakit batu ginjal,  jika terlalu banyak mengonsumsinya. Konsultan gizi, Jansen Ongko, M.Sc., RD, menambahkan, merebus sayuran dapat mengurangi kadar polifenol sebesar 38%.
 
- Mengukus
Senyawa pada bahan makanan seperti vitamin akan terjaga dan tidak mudah rusak ketika dikukus, sebab melibatkan uap panas yang tidak menarik senyawa vitamin yang terdapat pada bahan makanan yang justru membuat senyawa-senyawa beracun seperti sianida atau cemaran pestisida  keluar dari sayuran. Menurut ahli diet, Nigel Denby, mengukus bahan makanan dapat memertahankan zat gizi hingga 82%.  Brokoli, misalnya, hanya kehilangan 11% kandungan antioksidan ketika dikukus, menurut Journal of Science if Food and Agriculture.

 

Sumber : Ayahbunda

Artikel Lainnya

Makan pepaya selama hamil Melansir dari Indian Express, pepaya tetap boleh dikonsumsi selama kehamilan. Namun, pepaya ini sudah benar-benar matang ya. Pepaya yang setengah matang atau menta...

Merawat kulit bayi sama pentingnya dengan menyusui dan mengganti popok. Kulit bayi baru lahir yang sangat sensitif membuat Mom bertanya tanya : ‘Bagaimana ya cara menjaga kelembapan kulit bayi?&...

Baby-led weaning merupakan salah satu metode yang kerap digunakan untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI kepada bayi. Namun, sebelum Bunda menerapkan metode ini kepada Si Kecil, yuk, ke...

Selama 9 bulan dalam kandungan, bayi dilindungi oleh lapisan zat lemak bernama vernix yang melekat pada sekujur kulitnya. Lapisan ini bertindak bak selimut untuk menjaga suhu tubuh bayi sekaligus menj...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................