Testing ...
Senin, 15 Januari 2024 | 16:40 WIB Penulis :
Vaksin rotavirus direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan
Vaksin ini dibutuhkan untuk mencegah bayi atau anak terkena diare akibat infeksi rotavirus, yang mana jika tidak diobati dengan tepat diare yang terjadi dapat mengakibatkan dehidrasi berat yang berbahaya bagi penderitanya.
Walaupun demikian, penyakit infeksi rotavirus ini bersifat self-limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya.
Vaksin rotavirus ada 2 jenis, yaitu vaksin rotavirus monovalent dan pentavalen, yang sama-sama baik dan efektif.
Oleh karenanya, keputusan jenis vaksin yang akan diberikan tergantung pada harga dan ketersediaaan vaksin tersebut di fasilitas kesehatan yang menyediakan.
Vaksin rotavirus secara tetesan di mulut (per oral) bukan dengan suntikan.
Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam: Rotareq dan Rotarix.
Bila bayi belum diimunisasi vaksin rotavirus pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi terkait keamanannya untuk Si Kecil.
Vaksin rotavirus jarang menimbulkan efek samping, tetapi Si Kecil dapat mengalami reaksi alergi baik ringan sampai berat, seperti:
Jika terjadi reaksi alergi berat seperti reaksi anafilaksis segera bawa pasien ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pertolongan.
Menimbang manfaat dan risikonya sama seperti vaksin jenis lainnya, pemberian vaksin tetap disarankan karena terbukti secara signifikan dapat mencegah bayi maupun anak dari infeksi rotavirus.
Menurut HealthyChildren.org, rotavirus adalah virus yang menyebabkan diare, kebanyakan terjadi pada bayi dan anak kecil.
Diare ini bisa parah, dan bisa membuat dehidrasi, muntah dan demam.
Di Amerika Serikat, sebelum adanya vaksin, penyakit rotavirus adalah masalah kesehatan umum dan serius. Setiap tahunnya, lebih dari 400.000 anak harus menemui dokter, dan sebanyak 20-60 anak meninggal.
Dalam jurnal Sari Pediatri, disebutkan bahwa di Indonesia, rotavirus menjadi penyebab 60% diare pada anak balita yang mengalami rawat inap dan 41% dari kasus diare rawat jalan.
Perbaikan sanitasi lingkungan dan higienitas serta upaya rehidrasi oral dengan oralit saja tidak dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas diare rotavirus, sehingga vaksin rotavirus adalah upaya pencegahan paling efektif.
Si Kecil akan mengalami beberapa efek samping usai dilakukannya vaksin rotavirus. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, Si Kecil bisa rewel, atau mengalami diare ringan dan muntah sementara setelah vaksin.
Ada juga risiko langka bahwa anak akan mengalami intususepsi atau alergi dari vaksinasi rotavirus, biasanya dalam waktu satu minggu setelah dosis vaksin pertama atau kedua.
Intususepsi adalah jenis penyumbatan usus dan bisa memerlukan pembedahan.
Risiko ini diperkirakan berkisar dari sekitar 1 dari 20.000 bayi hingga 1 dari 100.000 bayi di Amerika Serikat yang melakukan vaksinasi.
Itulah beberapa hal penting yang perlu Moms ketahui tentang rotavirus.
Agar tergindari dari infeksi rotavirus, sebaiknya lakukan pencegahan dengan memberikan vaksinasi rotavirus pada Si Kecil sesuai dengan jadwalnya ya Moms.
Source : https://www.orami.co.id/
Acara menyikat gigi bisa menjadi ajang bermain yang menyenangkan bagi anak. Selain karena bisa meniru tingkah laku orang dewasa, ia dapat mencicipi rasa pasta gigi yang menarik. Saking doyannya, beber...
Bayi prematur atau yang lahir sebelum 37 minggu, umumnya memiliki berat badan yang rendah dan mengalami masalah pernapasan. Tapi di luar kedua masalah itu, ada masalah lain, yakni masalah pada kulit.&...
Ketombe pada kepala punya nama lain yaitu cradle cap. Kondisi ini umum terjadi pada bayi dan muncul beberapa bulan pertama sejak kelahiran Si Kecil. Biasanya, ketombe ini akan hilang dengan se...