Stimulasi Motorik di Usia 1 - 5 Tahun

Senin, 03 April 2017 | 10:46 WIB Penulis : Erni Wulandari


Memasuki tahapan usia dengan masa tumbuh kembang yang pesat, Bunda perlu memberikan lebih banyak perhatian pada si Kecil. Tahapan usia 1 hingga 5 tahun adalah masa emas pertumbuhan otak. Masa emas ini harus diisi dengan berbagai stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya agar tumbuh kembangnya berlangsung normal. Stimulasi apa yang perlu diberikan pada si Kecil?

Pada usia 1 hingga 2 tahun, Bunda perlu memberikan area yang luas dan aman untuk melatih motorik kasarnya. “Sebisa mungkin berikan waktu sebanyak-banyaknya bagi anak untuk bergerak,” ujar psikolog perkembangan anak Gisella Tani Pratiwi, Mpsi, Psi. Banyak bergerak dan bereksplorasi akan membuat si Kecil mengenal banyak hal baru di sekitarnya. Membiarkan anak untuk banyak bergerak berarti ada konsekuensi yakni butuh pengawasan. Misalnya Bunda perlu membiarkan anak untuk bergerak dan menjangkau area tertentu misalnya tangga. Namun, pengawasan perlu ditingkatkan untuk menghindari cedera.           

Sementara untuk motorik halusnya, Bunda perlu memberikan kesempatan pada anak untuk memegang berbagai jenis benda. Hal ini akan membuat si Kecil mengenal berbagai tekstur, rasa dan warna. Misalnya mengenal kain yang bertekstur lembut atau pasir yang punya tekstur sendiri. Stimulus ini akan membantu si Kecil mengembangkan seluruh inderanya. Kehadiran Bunda di sampingnya akan membantu si Kecil mengenali benda yang ada di sekelilingnya.

Memasuki usia 3 hingga 4 tahun, motorik kasar si Kecil bisa dilatih dengan berbagai alat bantu seperti sepeda roda tiga, jungkat-jungkit dan perosotan. Bermain di luar ruangan menjadi stimulus yang tepat untuk tumbuh kembang anak usia ini. “Ajak anak bermain dengan olahraga sederhana seperti tangkap lempar bola, bermain air, lompat di trampolin, menendang bola dan aktivitas fisik lainnya,” tambah Gisella.

Kemandirian si Kecil sudah mulai terlihat karena tumbuh kembangnya semakin sempurna. Jadi, biarkan ia mencoba makan sendiri dan membereskan mainannya. Jangan lupa berikan stimulus berupa contoh dan perintah sederhana agar si Kecil tahu bagaimana cara yang tepat serta alasan mengapa ia butuh melakukannya sendiri. Imajinasi si Kecil yang semakin berkembang juga membuatnya semakin mahir menulis atau menggambar banyak hal. Sediakan tempat atau area yang cukup sebagai cara agar menstimulasi motorik halusnya. Bercerita dan ngobrol dengan si Kecil juga jadi kegiatan sederhana untuk memperkaya kosa katanya.

Semakin berkembang si Kecil, semakin besar Bunda membutuhkan ruang untuknya bergerak. Menginjak usia 4 hingga 5 tahun, Bunda perlu melatihnya melakukan kegiatan fisik yang lebih menantang misalnya bermain bola atau olahraga dengan peraturan sederhana. Stimulasi ini secara tidak langsung akan mengajarkan pada anak untuk memahami bahwa saat bersama orang lain ada aturan yang perlu ia pahami. Meskipun kemampuan motorik kasar si Kecil sudah semakin berkembang, pengawasan dan memastikan area bermainnya aman masih dibutuhkan. Dengan begitu, Bunda dapat memberikan kesempatan kepada si Kecil untuk bermain secara leluasa.

Bunda juga perlu membiarkan anak melakukan banyak hal secara mandiri misalnya membiarkan anak makan dengan peralatan makan dan menggunakan pakaiannya sendiri. “Menjadi contoh bagi anak adalah stimulasi penting. Biarkan anak mencoba dan bersabarlah dalam melatih,” tambah Gisella. Bunda juga perlu memastikan, pengasuh atau nenek dan kakek si Kecil yang sehari-hari ikut mengasuhnya dapat memberikan stimulasi optimal.

Pembatasan penggunaan gawai atau gadget juga perlu dilakukan agar si Kecil bisa mendapatkan stimulasi yang optimal. Menurut Gisella, anak usia 1 hingga 3 tahun sebaiknya tidak diberi gawai. Sedangkan, di usia 4 hingga 5 tahun anak biasanya sudah tidak bisa dicegah, sehingga yang dapat dilakukan adalah membatasi penggunaan gawai (maksimal 2 jam per hari termasuk menonton televisi dan video) dan dengan pendampingan. “Gadget  bisa menjadi alat bantu untuk stimulasi anak tapi bukan pilihan utama.

Artikel Lainnya

Mungkin Moms harus mempertimbangkan untuk memulai rutinitas perawatan kulit selama kehamilan. Apa saja tips untuk merawat kulit sensitif ibu hamil? Kita simak di bawah ini ya. 1. Rajin Bersihkan...

Banyak orangtua muda yang masih bingung mengenai sleep training untuk buah hati. Dilansir Health Essentials, menurut dokter anak Noah Schwartz, MD, sleep training merupakan pr...

Hipotiroid kongenital merupakan kelainan akibat kekurangan hormon tiroid sejak lahir. Umumnya, selain anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental, kondisi ini juga me...

Bolehkah Moms menyusui makan pedas?   Jawaban singkatnya sebenarnya boleh, Moms menyusui boleh makan makanan pedas. Apalagi banyak orang Indonesia yang menyukai makanan pedas. Pasalnya, ...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................