Para Moms yang memiliki bayi sering kali ragu ketika akan menggunakan antiseptik untuk bayi mereka. Mereka masih sangsi apakah sebenarnya antiseptik itu aman digunakan untuk bayi atau tidak. Bukan tan...
Kamis, 14 Maret 2024 | 16:27 WIB Penulis :
Anak dengan kondisi pilih-pilih makanan yang ekstrem memang hanya bisa menerima variasi makanan yang lebih sedikit. Namun jika tidak disertai masalah sensorik, umumnya mereka bersedia makan lebih dari 30 jenis makanan. Sementara anak-anak dengan SFA, makan kurang dari 20 makanan yang berbeda.
Situs Baby Sparks menyebutkan, bayi dengan masalah sensorik bisa menjadi terlalu sensitif atau malah kurang sensitif terhadap makanan. Untuk beberapa anak, tekstur yang sedikit kental bisa terasa seperti potongan besar makanan di mulut mereka (sensitivitas berlebihan), sementara yang lain mungkin hampir tidak merasakan rasa apa pun saat makan jelly (kurang sensitif). Keduanya bisa berdampak buruk pada selera makan mereka.
Masalah sensorik bisa sangat mirip dengan kondisi picky eating; beberapa tanda SFA yang tampak pada bayi antara lain:
Makanan anak kurang bervariasi, rentan mengalami defisiensi gizi
Ketika anak mengalami SFA, tentu variasi makanan yang masuk ke dalam tubuhnya jadi kurang bervariasi. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi gizi seperti protein, zat besi, vitamin D, vitamin C, dan seng. Tentunya ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Selain itu, anak dengan SFA juga jadi punya kecenderungan lebih suka makan makanan olahan, yang membuat si kecil berisiko mengalami kenaikan berat badan yang tidak sehat.
Orang tua jadi stres
Urusan anak susah makan bisa menyebabkan orang tua emosional dan stres. Orang tua diliputi rasa khawatir akan kebutuhan gizi anak yang nggak tercukupi untuk tumbuh kembang mereka. Orang tua juga dituntut untuk lebih kreatif mengolah makanan yang sekiranya disukai anak, padahal preferensi makanan anak sangat terbatas.
Isolasi sosial
Ketika anak semakin besar, gangguan SFA ini bukan tidak membuat mereka jadi menarik diri dari lingkungan teman-temannya. Anak bisa jadi enggan untuk bermain ke rumah teman mereka atau makan di tempat asing karena takut akan dihadapkan dengan makanan tertentu.
Mengatasi anak dengan gangguan SFA pasti nggak mudah. Namun, mommis bisa mencoba memberikan pengalaman makan yang positif. Mulailah kebiasaan makan bersama keluarga di meja makan, setidaknya sekali dalam sehari. Sajikan makanan-makanan sehat yang bervariasi. Jadilah role model dengan memberi contoh perilaku makan sehat. Paparan anak terhadap berbagai jenis variasi makanan akan meningkat pula. Walau ini tentu nggak semudah yang diucapkan, namun jika dilakukan secara konsisten, niscaya membuahkan hasil. Sabar ya, mommies.
Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter atau terapis jika kondisi bayi kian memburuk, misalnya:
Semakin cepat bayi mendapatkan perawatan, semakin cepat kondisinya membaik, bagi bayi maupun seluruh keluarga.
Source : https://mommiesdaily.com/
Para Moms yang memiliki bayi sering kali ragu ketika akan menggunakan antiseptik untuk bayi mereka. Mereka masih sangsi apakah sebenarnya antiseptik itu aman digunakan untuk bayi atau tidak. Bukan tan...
Usia 8 minggu pasca persalinan, Bunda disarankan untuk melakukan tes IVA, Pap Smear, dan vaksin serviks. Berikut ini penjelasannya. - Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yaitu pemeriksaan leher r...
Menjaga kebersihan mulut dan gigi amat penting. Hal itu pun bisa diajarkan pada anak sejak dini, bahkan ketika mereka belum tumbuh gigi dan hanya mengasup Air Susu Ibu (ASI). "Rata-rata orang ...
Ruam popok sering terjadi pada bayi. Meski umum terjadi, jangan menganggapnya sepele ya Bunda, Karena ruam dapat berkembang menjadi infeksi. Ruam popok pada kulit sensitif bayi kerap terjadi. Jika ...