Bayi Belum Boleh Keluar Rumah Sebelum 40 Hari?

Senin, 15 Mei 2017 | 15:26 WIB Penulis : Erni Wulandari


Banyak orangtua muda zaman sekarang yang suka mengajak bayi mereka bepergian ke tempat umum, seperti mall, meski usia Si Bayi masih sangat kecil. Padahal kepercayaan orang Indonesia yang sering kita dengar, sebelum berusia 40 hari bayi tidak boleh diajak keluar rumah. Lalu, apakah anggapan itu benar?
 
Tidak ada bukti ilmiah mengenai kapan bayi yang baru lahir diperbolehkan keluar rumah. Tetapi dengan segala pertimbangan, usia 3-4 bulan dianggap umur yang dinilai aman bagi Si Kecil untuk mulai bepergian keluar. Itu pun dengan catatan jaraknya tidak terlalu jauh, tidak terlalu lama, dan menggunakan transportasi yang aman serta nyaman (seperti mobil pribadi atau taksi).
 
Sebenarnya, ada beberapa alasan yang mendasari larangan mengajak bayi keluar rumah sebelum usianya menginjak 40 hari. Apa saja? Ini dia beberapa di antaranya:
 
1. Menunggu ibu pulih dari proses persalinan
Secara medis, 40 hari adalah waktu yang dibutuhkan bagi ibu untuk memulihkan diri dari persalinan. Komplikasi yang bisa saja terjadi setelah melahirkan antara lain pembekuan darah, infeksi, atau perdarahan. Hal ini umumnya terjadi dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, namun jarang terjadi. Karena itu kebanyakan dokter menyarankan agar ibu menunggu setidaknya tiga atau empat minggu sebelum keluar dari rumah. Untuk ibu yang bersalin melalui operasi caesar, biasanya baru aman untuk bepergian setelah enam minggu.

2. Bayi masih rentan terkena penyakit
Kondisi bayi yang masih kecil membuatnya menjadi lebih rentan terkena pelbagai penyakit. Bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna, sehingga tubuh mereka belum mampu menjadi “benteng” yang kuat dan dapat melindungi mereka dari terpaan sejumlah hal yang tidak bersahabat di sekitar mereka, seperti polusi, asap rokok, dan bakteri penyakit.

3. Perawatan bayi masih merepotkan
Untuk bayi yang masih mendapatkan ASI eksklusif, mengajaknya keluar rumah bisa menjadi hal yang “merepotkan”. Sebab jika sedang berada di tempat umum, tidak mudah untuk menyusui Si Kecil. Sebab, tidak semua tempat umum sudah menyediakan ruang khusus untuk ibu menyusui.
 
Belum lagi frekuensi BAK dan BAB bayi yang masih sangat tinggi, 10-12 kali sehari. Selain harus membawa perlengkapan bayi yang sangat banyak, proses menggantikan popok di luar rumah menjadi “tantangan” tersendiri bagi para orangtua.

 

Sumber : Ayahbunda
 

Artikel Lainnya

Pada berbagai kasus, bayi dilahirkan dengan kelainan pada struktur fisik yang memicu kecemasan pada orangtua. Tetapi beberapa di antaranya disebabkan karena otot bayi yang masih belum berkembang. Seir...

Menangis keras sembari memukul dan menendang orang lain maupun dirinya sendiri, sering dilakukan si kecil pada saat tantrum. Di saat anak sulit ditenangkan seperti ini, terkadang emosi orang tua juga ...

Banyak kebiasaan bayi yang kadang bisa menimbulkan kepanikan bagi orang tua baru. Salah satunya adalah saat menemukan bayi kejang saat tidur. Ketika Moms melihat bayi kejang saat tidur, sering...

Makanan atau minuman yang menggunakan gula sebagai pemanis pasti sangat disukai oleh anak-anak. Namun sayangnya, tidak semua gula aman dikonsumsi oleh anak. Di bawah ini beberapa jenis gula berikut de...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................