Dermatitis Seboroik, Kondisi Kulit Kering dan Berkerak

Rabu, 18 September 2024 | 10:49 WIB Penulis :


Apa Itu Dermatitis Seboroik?

Menurut American Academy of Dermatology (AAD), dermatitis seboroik dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering dialami bayi dan dewasa usia 30-60 tahun.

Ketika terjadi pada bayi, kondisi ini disebut cradle cap. Dermatitis seboroik ditandai dengan kulit kepala yang tampak berkerak dan bersisik. Dermatitis seboroik juga disebut ketombe, eksim seboroik, dan psoriasis seboroik. Ini lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dan pada orang dengan kulit berminyak. Ini merupakan kondisi yang umum berkembang pada bayi. Dimana tumpukan kulit mati seperti ketombe terbentuk di kulit kepala. Tumpukan ini bisa menjadi tebal dan berkerak, tetapi tidak berbahaya. Bayi biasanya juga mengalami gejalanya di area popok dan bagian tubuh lainnya. Di area popok, ruam merah bahkan sering disalahartikan sebagai ruam popok. Tidak sedikit pula bayi yang menderita ruam merah bersisik di sebagian besar tubuhnya.

Namun, tidak peduli di mana pun bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik, gejalanya biasanya cenderung menghilang secara permanen saat bayi berusia 6-12 bulan.

Melansir National Eczema, dermatitis seboroik bisa hilang tanpa pengobatan, tetapi juga Moms mungkin memerlukan banyak perawatan berulang sebelum gejalanya hilang.

Penyakit ini mungkin juga dapat kembali lagi nanti. Mandi harian dengan sabun dan sampo yang lembut dapat membantu mengurangi sifat berminyak dan penumpukan kulit mati, yang menjadi gejala dermatitis seboroik.

Gejala Dermatitis Seboroik

Melansir Mayo Clinic, dermatitis seboroik sering ditandai dengan gejala berupa:

  • Kulit kemerahan dan gatal
  • Kulit bersisik
  • Timbul ketombe akibat kulit yang terkelupas di kulit kepala, daerah kumis, jenggot, dada, serta alis
  • Timbul ruam yang berbentuk bulat atau oval
  • Kelopak mata berkerak atau berwarna kemerahan (blefaritis).
  • Kulit bersisik berwarna putih atau kuning pada wajah, ketiak, telinga, dan dada.

Gejala ini terutama muncul di kulit kepala, dan biasanya timbul atau bertambah parah saat penderita mengalami stres.

Pada kasus tertentu, dermatitis seboroik juga bisa muncul disertai masalah kesehatan lain, yaitu:

  • Jerawat
  • Hirsutisme
  • Kebotakan (sindrom SAHA)

Diagnosis Dermatitis Seboroik

Kondisi dermatitis seboroik sering kali dianggap sebagai penyakit kulit yang lain.

Melansir WebMD, biasanya dokter akan menganalisa umur pasien dan biopsi kulit.

Berikut ini adalah kondisi yang sering dijadikan diagnosis:

1. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi yang menyebabkan banyak sisik putih keperakan, sering kali di siku dan lutut.

Pasien mungkin mengalami ini bersamaan dengan dermatitis seboroik.

2. Eksim (Dermatitis Atopik)

Eksim merupakan reaksi alergi pada kulit yang ditandai dengan timbulnya warna kemerahan dan rasa gatal.

Ini biasanya menyebabkan kulit meradang di kepala, siku, atau lutut.

3. Rosacea

Rosacea adalah kondisi yang juga bisa terjadi bersamaan dengan dermatitis.

Ini menyebabkan ruam merah dengan sedikit atau tanpa sisik, seringkali di wajah. Rosacea bisa pergi dan kembali beberapa kali.

4. Reaksi Alergi

Jika ruam terasa gatal dan tidak sembuh dengan pengobatan, alergi dapat menjadi salah satu penyebabnya.

Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh manusia terhadap benda tertentu, yang seharusnya tidak menimbulkan reaksi di tubuh orang lain.

Reaksi tersebut dapat muncul dalam bentuk pilek, ruam kulit yang gatal, atau bahkan sesak napas.

5. Lupus Eritematosa Sistemik

Beberapa tahap dari kondisi ini dapat menyebabkan ruam berbentuk kupu-kupu di bagian tengah wajah.

Walaupun belum pasti, menurut Childrens, dermatitis seboroik juga telah dikaitkan pada orang dewasa dengan gangguan neurologis seperti:

  • Penyakit parkison
  • Stroke
  • Epilepsi

Sehingga, ada baiknya Moms juga menjelaskan riwayat kesehatan kedua orang tua atau keluarga.

Pengobatan untuk Dermatitis Seboroik

Dalam laman National Eczema, dikatakan jika dermatitis seboroik cukup ringan, ada krim dan sampo yang bisa mengendalikan gejalanya, dengan kandungan:

  • Ketoconazole
  • Selenium sulfide
  • Tar batubara
  • Seng pyrithione

Dalam kasus yang lebih parah, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis kulit.

Biasanya akan diresepkan steroid topikal atau TCI yang berfungsi menenangkan peradangan. Agen antijamur oral biasanya juga digunakan.

Melansir Childrens, ada baiknya untuk:

  • Hindari cuaca panas, lembap atau dingin, cuaca kering
  • Keramas sering dengan sampo antijamur
  • Keringkan kulit secara menyeluruh setelah mandi
  • Kenakan pakaian longgar dan berbahan adem, seperti katun

Selama menjalani pengobatan medis, Moms juga dapat melakukan pengobatan dermatitis di rumah untuk menunjang penyembuhan.

Namun, harus tetap berhati-hati karena bahan alami belum tentu cocok untuk semua orang.

Pada beberapa kasus, penggunaan bahan alami justru dapat memperparah rasa gatal.

Diskusikan dengan dokter sebelum Moms menggunakan bahan alami apa pun, ya.

Perawatan yang Tepat untuk Meringankan Gejala

Mencuci rambut dan kepala menggunakan sampo secara teratur dapat menghilangkan kerak dermatitis seboroik dengan lebih cepat.

"Gunakan sikat lembut untuk membersihkan kerak dan penumpukan berlebih,” kata Mackler, MD, asisten profesor klinis di Departemen Kedokteran di Albert Einstein College of Medicine, New York, seperti dikutip dari The Bump.

“Penumpukan kerak dapat menyebabkan kondisi dermatitis seboroik menjadi lebih buruk," imbuhnya.

Untuk Si Kecil, Moms juga dapat melakukan perawatan di bawah ini untuk meringankan gejala dermatitis seboroik, seperti:

  • Oleskan baby oil atau petroleum jelly ke kulit kepala bayi sekitar 1 jam sebelum mandi untuk melonggarkan kerak
  • Pijat lembut sampo bayi lembut ke kulit kepala bayi selama beberapa menit untuk menghilangkan kerak
  • Bilas dengan baik dan keringkan dengan lembut

Untungnya, dermatitis seboroik pada bayi tidak berbahaya dan tidak selalu memerlukan pengobatan.

Namun, segera hubungi dokter jika bayi tampak tidak nyaman dan kulit kepalanya berdarah atau mengeluarkan cairan berwarna kuning.

Nah, itu dia Moms seputar dermatitis seboroik.

Ada baiknya segera hubungi dokter dan jangan membuat analisis peribadi, ya!

Sumber : Orami

Artikel Lainnya

Tidak bisa dipungkiri, gangguan pernapasan bisa menyerang siapa saja tak terkecuali pada anak. Salah satunya ialah bronkopneumonia lho, Bun. Sebenarnya apa sih bronkopneumonia itu? ...

Merawat kulit bayi sama pentingnya dengan menyusui dan mengganti popok. Kulit bayi baru lahir yang sangat sensitif membuat Mom bertanya tanya : ‘Bagaimana ya cara menjaga kelembapan kulit bayi?&...

Memang benar, kabar kehamilan pastinya selalu di sambut dengan perasaan bahagia oleh semua keluarga, terutama oleh bunda juga ayah. Bahkan berbagai doa kerap di panjatkan agar si ibu menjalani proses ...

Membuat bayi bisa tidur sendiri tanpa perlu menyusu atau digendong, tampaknya memang bukan hal yang mudah. Ya Moms, kebanyakan bayi bahkan harus diayun-ayun terlebih dahulu agar bisa tidur pulas. Y...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................