Banyak yang bilang, makan seafood atau makanan laut bikin alergi. Padahal, sebenarnya, seafood memiliki banyak manfaat untuk keluarga dan juga tumbuh kembang anak. Yang perlu diperhatikan adalah penge...
Senin, 18 November 2024 | 13:25 WIB Penulis :
Bayi setelah lahir akan menyusu dari payudara ibunya sebagai sumber nutrisi tunggal hariannya. Minum ASI, atau susu formula sesuai rekomendasi dokter, sangat disarankan terutama pada enam bulan pertama kehidupannya.
Nah Moms, bayi baru lahir umumnya perlu disusui setidaknya 8-12 kali dalam 24 jam. Namun, frekuensi menyusui bayi biasanya juga tergantung pada keinginan si kecil untuk menyusu. Ada yang lebih sedikit ataupun lebih banyak.
Dan jika tiba-tiba bayi jadi menyusu lebih sering dari biasanya, bisa jadi ia sedang dalam fase cluster feeding. Apa maksudnya?
WebMD melansir, cluster feeding terjadi ketika bayi ingin menyusu lebih sering dari biasanya. Misalnya, jika bayi biasanya menyusu setiap 2-3 jam sekali, pada masa cluster feeding ia bisa menyusu setiap 30 menit.
Sering kali, cluster feeding lebih umum terjadi pada bayi yang diberi ASI. Hal ini sebenarnya normal, tetapi mungkin membuat ibu kebingungan karena bayi terus-menerus ingin menyusu. Kondisi ini juga biasa terjadi saat si kecil sedang dalam fase percepatan pertumbuhan atau growth spurt.
Cluster feeding akan mulai terjadi bahkan sesaat setelah bayi lahir, pada usia 2 minggu, atau usia 1 bulan. Bahkan, fase ini bisa berlanjut pada masa pertumbuhan berikutnya, biasanya pada usia 6 minggu, 4 bulan, dan 6 bulan.
Mengutip Parents, cluster feeding memiliki tanda yang khas pada bayi, seperti menunjukkan gejala lapar yang khas segera setelah ia selesai menyusu. Kemudian, bayi terus berusaha mencari payudara ibu, mendecakkan bibir, menyentuh pipi (rooting), hingga rewel jika tidak langsung disusui.
Beberapa alasan lain yang membuat bayi jadi lebih sering menyusu juga bisa disebabkan oleh sedang tumbuh gigi atau merasa lelah.
Tentu saja, si kecil akan baik-baik saja selama ia:
Berat badan bertambah sesuai usianya
Popok basah, yang menandakan ia banyak buang air kecil
Bisa tidur di antara waktu menyusu
Menyusu selama beberapa menit, lalu melepas dan menempelkannya lagi pada payudara
Menyusu tanpa henti
Terus menangis dan menunjukkan tanda-tanda lapar
Kulitnya tampak kuning, menjadi lesu, atau badan terasa bergemetar setelah menyusu dalam waktu lama
Berat badan tidak bertambah
Bayi tidak banyak buang air kecil
Fase menyusui seperti ini mungkin akan cukup menguras emosi dan fisik seorang ibu. Bahkan, penelitian menunjukkan banyak orang tua yang merasa frustrasi dan lelah ketika bayinya ingin menyusu lebih sering.
Sehingga, akan menyebabkan turunnya kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk menyusu, kurang tidur, dan khawatir akan kehabisan stok ASI.
Meski melelahkan, namun yakini bahwa ini merupakan salah satu cara agar bayi mendapat nutrisi cukup yang mereka butuhkan. Pastikan diri Anda tetap terhidrasi, meningkatkan asupan nutrisi dengan gizi seimbang, dan konsumsi vitamin bila diperlukan selama proses menyusui.
source: kumparan.com
Banyak yang bilang, makan seafood atau makanan laut bikin alergi. Padahal, sebenarnya, seafood memiliki banyak manfaat untuk keluarga dan juga tumbuh kembang anak. Yang perlu diperhatikan adalah penge...
Ruam popok merupakan masalah kulit yang paling sering terjadi pada si Kecil. Gejala ruam popok pada si Kecil tentu bikin gatal, nggak nyaman dan mudah rewel, Ma. Bikin kuman mudah masuk ke area n...
Apa yang dimaksud 1000 hari pertama kehidupan? Masa 1000 hari pertama kehidupan dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari). Ini adalah masa kritis di m...
Ketika bayi atau balita mengalami sleep regression, MomDad dapat mengenalinya dengan tanda-tanda sebagai berikut: Menolak untuk tidur siang atau pada waktu tidur Sulit tertidur Wak...