Pada setiap perkembangan bayi, mereka akan menunjukkan gejala percepatan pada pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya. Hal ini pun sering dikenal dengan sebutan growth spurt dan wo...
Kamis, 16 Januari 2025 | 14:25 WIB Penulis :
Dilansir dari laman Childrens Colorado, data yang dilaporkan oleh CDC pada tahun 2020 mengungkap bahwa 6,8 persen anak mengalami gejala gegar otak atau cedera otak di beberapa titik dalam hidup mereka. Setidaknya dua persennya anak di bawah usia lima tahun dan sekitar 5,8 persen anak usia enam hingga 11 tahun.
"Cedera kepala bisa menakutkan, terutama ketika seorang anak melakukan sesuatu yang tidak biasa setelah kepalanya terbentur," ujar dokter spesialis olahraga anak, Julie Wilson, MD.
"Ketika kepala terbentur, terkadang anda melakukan hal-hal aneh karena respons yang dimiliki tubuh, yakni stres, syok, dan rasa sakit. Dan terkadang anda melakukan hal-hal aneh karena ada cedera yang lebih parah pada otak seperti pendarahan, bengkak, dan patah tulang. Dan mungkin sulit untuk mengetahui apa yang terjadi saat itu," sambungnya.
Dikutip dari laman Healthline, benjolan di kepala yang tidak disengaja adalah salah satu cedera yang paling umum terjadi pada bayi dan balita. Namun, kejadian terjatuh sering kali disebabkan oleh perkembangan fisik Si Kecil dan bukan karena pola asuh.
Kepala bayi sering kali lebih besar secara proporsional dibandingkan tubuhnya. Oleh karena itu, mereka mudah kehilangan keseimbangan.
Tidak hanya itu, kekuatan dan kemampuan fisik bayi terus berubah sehingga memengaruhi stabilitas dan koordinasinya. Ketika mereka berjalan dengan sempoyongan, mereka bisa membahayakan diri ketika menghadapi permukaan baru yang tidak rata.
Bayi juga cenderung melakukan tindakan yang lebih berani yang mengharuskan mereka memanjat, melompat, atau mencoba terbang hanya untuk mencari sensasi. Selain itu, cedera kepala juga bisa terjadi karena hal-hal umum sebagai berikut:
Menilik dari laman Verywell Health, bayi bisa saja mengalami cedera yang parah ketika kepalanya terbentur sehingga mereka memerlukan perhatian medis. Berikut ini tandanyanya:
Anak yang mengalami cedera parah bisa kehilangan fungsi otot, bicara, penglihatan, pendengaran atau pengecapan. Dikutip laman Johns Hopkins Medicine, hal ini bergantung pada area otak yang mengalami kerusakan akibat benturan.
Perubahan kepribadian atau perilaku jangka panjang maupun pendek juga bisa terjadi. Pada beberapa anak, mereka juga mungkin memerlukan perawatan medis dan rehabilitasi seumur hidup mencakup terapi fisik, okupasi, atau wicara.
Dalam kebanyakan kasus, memberikan banyak perhatian dan kasih sayang tambahan adalah langkah yang tepat ketika bayi mengalami cedera pada kepalanya. Ingatlah bahwa gejala kepala yang lebih serius biasanya terjadi pada waktu 48 jam setelah kecelakaan terjadi.
Dikutip dari Healthline, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan selama masa ini. Berikut ulasannya:
Demikian informasi tentang tanda bahaya kepala bayi terbentur, Moms. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Source : haibunda.com
Pada setiap perkembangan bayi, mereka akan menunjukkan gejala percepatan pada pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya. Hal ini pun sering dikenal dengan sebutan growth spurt dan wo...
Pemberian ASI Perahan Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu). Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ...
Sunflower oil adalah minyak yang berasal dari biji bunga matahari yang dikompres. Pada produk skincare wajah, sunflower oil memiliki manfaat untuk menghaluskan kulit wajah Anda. Selain itu, ...
Botol air minum kemasan, boleh diisi ulang nggak sih mom? Kita simak penjelasan berikut yuk mom. Sebagian dari kita tidak berpikir dua kali untuk mengisi ulang air minum di botol plast...