Penyebab Diare pada Bayi 0-6 Bulan dan Cara Mengatasinya

Senin, 30 Juni 2025 | 15:48 WIB Penulis :


Diare atau mencret adalah gangguan pencernaan yang umum terjadi pada bayi. Ada berbagai penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan yang sering membuat orangtua khawatir. Untuk mengurangi rasa cemas, berikut beberapa penyebab diare pada bayi yang perlu dipahami orangtua.

Penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan

Diare membuat intensitas buang air besar bayi lebih sering dari biasanya dengan tekstur feses yang cair.

Tidak hanya mencret, bayi dan anak juga akan mengalami gejala diare, seperti mual, muntah, atau demam.

Ada berbagai penyebab diare alias mencret dengan kondisi anak yang berbeda. Pada umumnya, masalah buang-buang air pada anak kecil cenderung dipengaruhi oleh pola makannya sehari-hari.

Berikut beberapa penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan yang paling sering terjadi.

1. Virus, bakteri, dan parasit

Mengutip dari Seattle Children’s, diare pada bayi bisa disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit yang ada di lingkungan sekitar. 

Pada bayi, rotavirus adalah penyebab diare yang paling umum, sehingga perlu diberikan imunisasi rotavirus pada usia 2 bulan untuk mengurangi penyebab virusnya.

Bakteri penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan yang paling sering adalah salmonella. Bila bayi diare disebabkan bakteri salmonella, tandanya adalah terdapat darah pada feses si Kecil.

Sementara itu, untuk diare yang disebabkan oleh parasit jenis giardia, biasanya terjadi di tempat penitipan anak yang banyak orang.

2. Intoleransi laktosa

Laktosa adalah kandungan gula di dalam susu dan tidak semua anak bisa menerimanya, sehingga terjadi intoleransi laktosa dan menjadi penyebab diare pada bayi 0-6 bulan. 

Tanda intoleransi laktosa adalah perut kembung, tekstur feses bayi berair, dan banyak gas. Ini terjadi karena bakteri di dalam usus mengubah laktosa menjadi gas.

Intoleransi laktosa dapat diturunkan lewat anggota keluarga lain, seperti ayah, ibu, atau lainnya.

3. Pola makan yang berubah

Penyebab mencret pada bayi yang paling umum adalah perubahan pola makan seiring masa tumbuh kembangnya.

Bayi yang sudah menginjak usia 6 bulan biasanya mulai diperkenalkan dengan makanan lembut pendamping ASI. 

Beberapa contoh menu makan MPASI bayi yang umum adalah buah pisang yang dilumatkan, biskuit susu yang dijadikan bubur, atau bubur nasi.

Perubahan pola makan yang cukup drastis dari yang tadinya hanya susu (cair) menjadi makanan agak padat dapat membuat si Kecil diare.

Hal ini pada umumnya menandakan reaksi sistem pencernaan yang belum terbiasa terhadap asupan jenis makanan baru.

4. Aktivitas anak

Menurut Stanford Children’s Health, kuman penyebab diare dapat masuk ke dalam tubuh anak lewat berbagai cara.

Namun, jalur infeksi penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan umumnya melalui aktivitas mereka sehari-hari, di antaranya sebagai berikut. 

  • Minum air atau makan makanan yang terkontaminasi. Perpindahan kuman penyebab diare bisa terjadi pada proses produksi, mengolah, bahkan ketika disajikan.
  • Makan makanan mentah. Kuman penyebab diare sering kali ditemukan pada makanan mentah, baik sayuran mentah yang tidak dicuci dengan benar, telur mentah, daging mentah, atau susu mentah.
  • Berenang. Kuman penyebab diare dapat bertahan dalam air, seperti kolam renang. Jika ada pengunjung yang sedang diare, anak yang menelan air kolam saat berenang berisiko besar tertular diare setelah berenang.
  • Kebiasaan memasukkan jari ke mulut atau menggigit kuku. Bila anak menyentuh benda yang terkontaminasi kuman dan kemudian memasukkan jari atau menggigit kukunya tanpa mencuci tangan, kuman bisa masuk ke tubuh dan menginfeksi.

5. Masalah kesehatan tertentu

Selain pilihan makanan dan infeksi, masalah medis tertentu bisa menjadi penyebab diare pada bayi usia 6 bulan.

Melansir laman Mayo Clinic, ada beberapa kondisi dan penyakit yang menjadi penyebab mencret pada anak dan bayi, di antaranya sebagai berikut. 

  • Penyakit celiac. Gejala diare kronis pada bayi atau anak akan muncul setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, yaitu protein alami dalam gandum, yang juga ada pada pasta dan roti.
  • Penyakit Crohn. Kondisi ini terjadi akibat peradangan pada sistem pencernaan yang berkaitan erat dengan sistem imun dan faktor keturunan.
  • Kekurangan zink. Kondisi ini bisa jadi penyebab diare pada anak sehingga kadang dibutuhkan suplementasi zink.
  • Cystic fibrosis. Ini merupakan penyebab diare akibat adanya penumpukan lendir yang mengganggu penyerapan nutrisi makanan di usus.
  • Penyakit Hirschsprung. Ini merupakan kondisi bawaan lahir yang menyebabkan hilangnya sel saraf di otot pada usus sehingga menimbulkan gejala diare.

Mengetahui penyebab diare pada bayi usia 0-6 bulan sangat penting bagi dokter dan orangtua. Pasalnya, pengobatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan penyebab diarenya.

Cara mengatasi diare pada bayi 0-6 bulan

Cara mengatasi diare pada bayi 0-6 bulan umumnya meliputi berikut ini.

  • Mencukupi asupan cairan dengan minum ASI dan oralit.
  • Memperbaiki kembali pola makan pada anak yang telah mendapatkan MPASI.
  • Makanan untuk anak diare yang disesuaikan dengan kondisinya.

Pada beberapa kasus, dokter akan memberikan obat diare. Contohnya antibiotik untuk anak diare guna membunuh kuman penyebab diare pada anak dan bayi.

Oleh karena itu, sebaiknya segera hubungi dokter jika bayi usia 0-6 bulan menunjukan gejala diare berikut ini.

  • Menunjukan tanda-tanda dehidrasi.
  • Mengalami diare lebih dari 24 jam.
  • Demam lebih dari 39 derajat celcius.
  • Feses berwarna hitam.
  • Terdapat darah pada feses.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau khawatir dengan kondisi si Kecil, konsultasikan langsung kepada dokter anak Anda.

Source: hellosehat.com

Artikel Lainnya

Terdapat jenis-jenis cacar yang berbeda antara satu dan lainnya. Karena adanya perbedaan penyebab atau pemicu, tentu saja solusi untuk pengobatan pada jenis-jenis cacar tersebut pun tidak akan sama. ...

Apakah bayi Anda suka tidak bisa diam atau justru mencakar dada Anda saat sedang menyusu? Apa ia berusaha “kabur” dari menyusu sambil menarik puting Anda di mulutnya dan jadi menangis rewe...

Beberapa bayi lahir dengan kepala yang tidak rata. Kalau MomDad lagi menggendong bayi, coba perhatikan bentuk kepalanya, apakah datar atau peyang?  Sebenarnya kondisi ini tidak berbahaya. Hany...

Bayi dengan rambut tebal sunguh menggemaskan. Selain itu, banyak yang percaya bayi dengan rambut tebal adalah bayi yang lucu dan sehat. Maka tidak heran jika para orang tua melakukan berbagai cara aga...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................