Kenali Tanda Overfeeding pada Bayi

Senin, 30 Juni 2025 | 16:16 WIB Penulis :


Pernahkah bayi Anda terus-menerus rewel meski sudah diberikan susu? Bisa jadi ini bukan soal kurangnya asupan, melainkan karena overfeeding. Memberi banyak susu pada bayi memang kerap dilakukan dengan niat baik, tetapi overfeeding adalah salah satu penyebab bayi merasa tidak nyaman hingga gumoh. Ketahui selengkapnya tentang overfeeding pada bayi di bawah ini.

Apa itu overfeeding?

Overfeeding pada bayi adalah kondisi ketika bayi menerima makanan atau susu, baik ASI maupun susu formula, melebihi kapasitas yang bisa dicerna tubuhnya. 

Meskipun terdengar seperti hal baik, memberikan terlalu banyak makanan atau susu justru bisa membuat bayi merasa tidak nyaman.

Apalagi, sistem pencernaan bayi yang masih berkembang dan belum mampu menangani volume asupan berlebih. 

Hal ini bisa menyebabkan berbagai gejala, seperti perut kembung, sering buang angin, hingga menangis terus-menerus karena rasa tidak nyaman di perut.

Selain itu, melansir dari Children’s Hospital at Montefiore Einstein, saat bayi disusui berlebihan, ia cenderung menelan udara lebih banyak.

Hal ini dapat memicu penumpukan gas dalam perut, membuat bayi gumoh lebih sering, dan fesesnya menjadi lebih encer dari biasanya. 

Meskipun tangisan akibat overfeeding berbeda dengan kolik, keduanya bisa saling memperparah, terutama jika bayi memang sudah cenderung kolik sejak awal.

Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda overfeeding agar tidak salah kaprah menganggap bayi terus menangis karena lapar. 

Memahami ritme makan bayi, memperhatikan isyarat kenyang, dan tidak memaksakan susu atau makanan saat bayi sudah menolak juga bisa menjadi langkah sederhana tetapi penting untuk mencegah overfeeding.

Apa tanda overfeeding pada bayi?

Bayi umumnya akan berhenti menyusu ketika sudah kenyang. Namun, pada beberapa kasus, overfeeding dapat terjadi, terutama bila orangtua tidak menyadari tanda kenyang pada si Kecil. 

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tanda-tanda bayi sudah kenyang agar tidak memberikan susu atau makanan secara berlebihan. 

Berikut adalah beberapa kemungkinan tanda bayi mengalami overfeeding

  • Muntah atau gumoh berlebihan setelah makan atau menyusu.
  • Sering rewel atau tidak nyaman setelah makan, bisa disebabkan oleh perut yang terlalu penuh.
  • Buang air besar sangat sering atau kotorannya berbau sangat tajam.
  • Penambahan berat badan yang terlalu cepat, tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan normal.
  • Perut bayi terlihat kembung atau keras.
  • Susah tidur atau sering terbangun di malam hari, karena merasa begah atau tidak nyaman.

Apa kebiasaan makan yang menyebabkan overfeeding?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu kebiasaan makan yang sering menyebabkan overfeeding adalah tidak mengenali tanda bayi sudah kenyang

Ditambah lagi, banyak orangtua yang terus memberikan makanan meski anak mulai menunjukkan sinyal berhenti, seperti menutup mulut, berpaling, atau mendorong sendok. 

Hal ini sering kali bukan karena sengaja, melainkan keinginan kuat agar anak makan cukup atau tidak pilih-pilih makanan.

Padahal, kebiasaan semacam ini justru bisa membuat anak terbiasa makan berlebihan.

Oleh karena itu, orangtua perlu memahami beberapa kebiasaan makan yang bisa menyebabkan overfeeding pada anak, di antaranya adalah sebagai berikut. 

  • Memberi makan setiap anak menangis, tanpa mencoba memahami apakah ia benar-benar lapar atau hanya butuh kenyamanan.
  • Menyusui atau memberi susu dengan botol sebagai pengalih perhatian ketika anak rewel atau bosan.
  • Mengejar anak dengan sendok agar makanan habis, meski anak sudah menunjukkan tanda kenyang.
  • Membiarkan si Kecil terus makan camilan bayi tanpa jadwal yang jelas, sehingga tidak ada jeda rasa lapar.
  • Memberikan makanan sebagai bentuk hadiah atau hiburan, misalnya saat anak sedih atau bosan.

Apa dampak overfeeding pada anak?

Berikut adalah beberapa dampak dari pemberian makan secara berlebihan pada anak yang dapat terjadi. 

  • Risiko obesitas anak meningkat, yang kemudian berisiko menyebabkan gangguan kesehatan lainnya seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan masalah metabolik sejak dini.
  • Gangguan sistem pencernaan, seperti sembelit, diare, atau perut kembung berkepanjangan.
  • Gangguan tidur, karena perut yang terlalu penuh bisa membuat anak tidak nyaman saat tidur.
  • Anak jadi sulit mengenali rasa lapar dan kenyang, karena kebiasaan makan tidak berdasarkan sinyal tubuh sendiri.
  • Masalah perilaku makan, seperti picky eater.

Yang paling mengkhawatirkan, efek ini bisa terbawa hingga dewasa jika tidak ditangani sejak dini.

Source: hellosehat.com

Artikel Lainnya

Seringnya, Anda akan membuatkan susu formula dalam keadaan hangat buat si kecil. Tapi pernah nggak anak meminta Anda untuk sesekali susu disajikan dingin-dingin? Memang, minuman dingin punya sensasi r...

Mengatasi bayi yang sulit tidur memang susah-susah gampang. Maka dari itu, untuk mempermudah Mama, berikut beberapa penanganan yang dapat dilakukan: Berikan sesuatu untuk diisap Mengisap...

Keluhan tentang berat badan anak yang sulit bertambah sering menjadi persoalan yang ditemui orang tua.  Idealnya,  menurut standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan kurva dari Center f...

Saat Si Kecil masuk usia 6 bulan dan siap untuk MPASI, Moms yang ingin memberikan MPASI homemade pun tentu harus siap sedia untuk “jumpalitan” di dapur! Tapi tenang saja Moms,...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................