Dalam beberapa bulan belakangan ini, virus corona menjadi pembahasan utama karena sangat menyita perhatian publik. Bagaimana tidak, virus ini merupakan virus yang sangat mudah menyebar dan m...

Senin, 30 Juni 2025 | 16:16 WIB Penulis :
Pernahkah bayi Anda terus-menerus rewel meski sudah diberikan susu? Bisa jadi ini bukan soal kurangnya asupan, melainkan karena overfeeding. Memberi banyak susu pada bayi memang kerap dilakukan dengan niat baik, tetapi overfeeding adalah salah satu penyebab bayi merasa tidak nyaman hingga gumoh. Ketahui selengkapnya tentang overfeeding pada bayi di bawah ini.
Overfeeding pada bayi adalah kondisi ketika bayi menerima makanan atau susu, baik ASI maupun susu formula, melebihi kapasitas yang bisa dicerna tubuhnya.
Meskipun terdengar seperti hal baik, memberikan terlalu banyak makanan atau susu justru bisa membuat bayi merasa tidak nyaman.
Apalagi, sistem pencernaan bayi yang masih berkembang dan belum mampu menangani volume asupan berlebih.
Hal ini bisa menyebabkan berbagai gejala, seperti perut kembung, sering buang angin, hingga menangis terus-menerus karena rasa tidak nyaman di perut.
Selain itu, melansir dari Children’s Hospital at Montefiore Einstein, saat bayi disusui berlebihan, ia cenderung menelan udara lebih banyak.
Hal ini dapat memicu penumpukan gas dalam perut, membuat bayi gumoh lebih sering, dan fesesnya menjadi lebih encer dari biasanya.
Meskipun tangisan akibat overfeeding berbeda dengan kolik, keduanya bisa saling memperparah, terutama jika bayi memang sudah cenderung kolik sejak awal.
Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda overfeeding agar tidak salah kaprah menganggap bayi terus menangis karena lapar.
Memahami ritme makan bayi, memperhatikan isyarat kenyang, dan tidak memaksakan susu atau makanan saat bayi sudah menolak juga bisa menjadi langkah sederhana tetapi penting untuk mencegah overfeeding.
Bayi umumnya akan berhenti menyusu ketika sudah kenyang. Namun, pada beberapa kasus, overfeeding dapat terjadi, terutama bila orangtua tidak menyadari tanda kenyang pada si Kecil.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tanda-tanda bayi sudah kenyang agar tidak memberikan susu atau makanan secara berlebihan.
Berikut adalah beberapa kemungkinan tanda bayi mengalami overfeeding.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu kebiasaan makan yang sering menyebabkan overfeeding adalah tidak mengenali tanda bayi sudah kenyang.
Ditambah lagi, banyak orangtua yang terus memberikan makanan meski anak mulai menunjukkan sinyal berhenti, seperti menutup mulut, berpaling, atau mendorong sendok.
Hal ini sering kali bukan karena sengaja, melainkan keinginan kuat agar anak makan cukup atau tidak pilih-pilih makanan.
Padahal, kebiasaan semacam ini justru bisa membuat anak terbiasa makan berlebihan.
Oleh karena itu, orangtua perlu memahami beberapa kebiasaan makan yang bisa menyebabkan overfeeding pada anak, di antaranya adalah sebagai berikut.
Berikut adalah beberapa dampak dari pemberian makan secara berlebihan pada anak yang dapat terjadi.
Yang paling mengkhawatirkan, efek ini bisa terbawa hingga dewasa jika tidak ditangani sejak dini.
Source: hellosehat.com
Dalam beberapa bulan belakangan ini, virus corona menjadi pembahasan utama karena sangat menyita perhatian publik. Bagaimana tidak, virus ini merupakan virus yang sangat mudah menyebar dan m...
Mencukur rambut bayi secara medis Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rambut bayi sebenarnya tidak wajib dicukur lho, Moms. Mencukur rambut bayi juga tidak memiliki pe...
Kemampuan bayi membentuk gelembung ludah dan bermain air liur biasa disebut blowing raspberries Mengamati perkembangan bayi tentu menjadi kegiatan yang menyenangkan. Mama akan merasa senang ketika ...
Bahaya dari Baby Spa yang Dapat Terjadi Baby spa adalah perawatan yang dilakukan agar dapat memberikan dampak positif bagi bayi ibu. Perawatan ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu hidroterapi&n...
WhatsApp ×