Orangtua mana yang tidak ingin anaknya sukses di masa depan? Karena alasan ini, sebagian orangtua menerapkan tiger parenting kepada si buah hati. \ Tiger parenting yang diyakini mencetak anak ya...
Selasa, 03 Maret 2020 | 17:12 WIB Penulis :
Bayi di bawah 6 bulan, hanya membutuhkan asupan garam dari ASI. Ketika memasuki fase MPASI hingga usia 12 bulan, mereka membutuhkan 200 mg sodium/hari yang juga bisa didapat dari makanan.
Jumlah tersebut tidak banyak. Namun, tanpa disadari, orang tua sering kali memberi bayi lebih banyak garam. Hal tersebut diungkapkan oleh Sarah Almond Bushell, nutrisionis anak dan ahli pemberian makan bayi di Inggris. Sarah menyebut bahwa hal ini bisa terjadi lantaran makanan yang diberikan saat MPASI seperti biskuit, kerupuk bayi, dan snack bayi lain seperti puff ternyata dapat menjadi kontributor garam dalam jumlah besar bagi bayi.
Ginjal bayi belum sematang orang dewasa, belum mampu memproses garam dalam jumlah besar dalam sekali jalan. Selain itu, asupan garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang menyebabkan bayi memiliki risiko yang lebih besar terkena penyakit jantung dan stroke saat dewasa kelak.
Oleh karenanya, Anda harus memerhatikan hal-hal berikut:
Sebaiknya gunakan berbagai rempah-rempah sebagai bumbu penambah rasa kapan pun Anda menyajikan makanan untuk bayi Anda. Bumbu instan umumnya mengandung garam yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan bayi Anda.
Bila Anda terbiasa hidup dengan kaldu instan, baik rasa ayam atau sapi, saatnya bekerja di dapur lebih keras untuk membuat kaldu alami bagi bayi Anda. Buatlah kaldu dari tulang ayam, sapi, atau bahkan kepala ikan. Tak hanya itu, sayur yang direbus pun bisa menghasilkan kaldu yang tak kalah kaya rasa untuk bayi Anda.
Pastikan makanan bayi yang Anda beli, baik sereal, kerupuk, atau biskuit mengandung sedikit garam. Makanan-makanan tersebut selalu ditambahi garam sebagai bagian dari proses pemanggangan.
Keju memang tinggi protein dan kalsium. Anda biasanya menggunakan keju sebagai salah satu bahan untuk meningkatkan berat badan si kecil. Bijaklah dalam memberikannya pada bayi, sebab keju sangat asin. Ketertarikan si kecil pada rasa asin mungkin membuat Anda tergiur untuk memberinya keju. Akan tetapi, pastikan tidak hanya mengandalkan keju sebagai sumber protein. Tetap selingi dengan daging sapi, ayam, ikan, telur, atau kacang-kacangan dan biji-bijian.
Sumber : Ayahbunda
Orangtua mana yang tidak ingin anaknya sukses di masa depan? Karena alasan ini, sebagian orangtua menerapkan tiger parenting kepada si buah hati. \ Tiger parenting yang diyakini mencetak anak ya...
Berada dalam masa eskplorasi tak jarang membuat anak-anak, terutama balita, menempelkan dan memasukkan berbagai benda ke dalam mulutnya. Hati-hati. Jika orang tua atau pengasuh tidak mengawasi dengan ...
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung sumber protein tinggi yang baik untuk makanan pendamping ASI (MPASI) Si Kecil. Namun, tidak semua ikan boleh dikonsumsi karena beberapa jenis me...
Saat mengajak bayi untuk tidur, selain melakukan white noise seperti shuu.. shuu.., ada juga Moms yang menyalakan lagu bernuansa tenang atau bahkan menyanyikan lagu untuk bayi. Tetapi apakah...