Perhatikan, Ini 3 Tanda yang Menunjukkan ASI Perah Sudah Basi

Selasa, 01 September 2020 | 14:07 WIB Penulis :


Bagi ibu yang memiliki aktivitas padat, menyimpan stok ASI perah adalah salah satu cara untuk memberikan ASI eksklusif pada si kecil. Namun, menyimpan ASI perah tentu tidak bisa sembarangan agar kualitasnya tetap terjaga guna mencegah muncul ciri-ciri sudah basi. Lantas, apa ciri-ciri atau tanda-tanda yang perlu diperhatikan jika ASI perah yang Anda simpan sudah basi dan tidak bagus lagi untuk diberikan kepada bayi? 

ASI perah bisa basi jika disimpan sembarangan

Ada beberapa tempat khusus yang bisa Anda manfaatkan untuk menjadi menyimpan ASI perah, guna mencegahnya memperlihatkan ciri-ciri atau tanda-tanda sudah basi.

Tempat khusus tersebut mulai dari suhu ruang, cooler box, kulkas, freezer dengan kulkas, hingga freezer saja. Penggunaan tempat penyimpanan ASI perah tersebut bukan tanpa alasan.

Pasalnya, berbagai tempat yang digunakan untuk menyimpan ASI memiliki suhu tertentu yang berbeda-beda. Suhu tersebut bisa membantu menjaga simpanan ASI perah dalam jangka waktu tertentu agar tetap awet sampai nantinya diberikan pada bayi.

Hal ini bertujuan agar ASI perah yang disimpan tidak menunjukkan tanda-tanda sudah basi dan tidak layak minum.

Jika Anda tidak memerhatikan aturan penyimpanan ASI yang baik dan benar, tentu kualitas ASI perah lama kelamaan bisa menurun. Kondisi inilah yang pada akhirnya dapat membuat kualitas ASI menunjukkan tidak layak minum.

Ya, pada dasarnya ASI perah sama saja seperti susu sapi lainnya yang harus disimpan dengan baik untuk menjaga kualitasnya.

Itu sebabnya, Anda dianjurkan untuk meletakkan simpanan ASI perah di tempat yang sesuai dengan lama waktu penyimpanan yang telah ditentukan.

Cara ini akan memastikan ASI perah yang Anda simpan tidak tampak memiliki tanda-tanda sudah basi. Bahkan, zat gizi di dalam ASI perah juga dapat menurun sehingga tidak optimal lagi untuk diberikan pada si kecil.

Jadi, Anda tidak bisa sembarangan dalam menyimpan ASI perah, terutama jika sudah terlihat ciri-ciri atau tanda-tanda saat ASI tersebut basi.

Berbagai ciri-ciri ketika ASI perah sudah basi

Sama seperti aneka makanan dan minuman lainnya, ASI perah yang tidak disimpan dengan baik juga bisa basi. Penting untuk memerhatikan tanda-tanda ASI perah yang masih bagus kualitasnya dengan yang sudah basi agar tidak membahayakan si kecil setelah meminumnya.

Nah, berikut beberapa ciri-ciri atau tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ASI perah sudah basi dan tidak layak lagi diberikan kepada bayi:

1. Lapisan pada ASI perah tidak lagi tercampur dengan baik

Ketika ASI perah yang disimpan sudah mulai cair dan siap untuk dihangatkan sebelum diberikan pada bayi, Anda mungkin melihat dua jenis lapisan susu yang membagi ASI tersebut.

Pada bagian atas ASI terdapat lapisan lemak, sedangkan di bagian bawahnya biasanya merupakan lapisan cairan. Sebenarnya, terbaginya ASI perah yang disimpan menjadi dua lapisan merupakan hal yang normal.

Cara mencampurkan ASI kembali, Anda hanya perlu mengaduk ASI perlahan sampai kedua lapisan menyatu dengan baik.

Namun, tanda-tanda ASI sudah basi biasanya terlihat ketika lapisan yang membagi ASI perah menjadi dua bagian ini sulit tercampur meski sudah diaduk.

Lapisan atas yang merupakan lapisan lemak biasanya sulit tercampur dan terlihat menggumpal.

Kalau sudah menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda basi, ada baiknya untuk tidak memberikan ASI perah tersebut pada bayi guna mencegah terjadinya kontaminasi bakteri.

2. Aroma ASI perah tidak lagi segar

Sebelum memberikannya pada si kecil, tidak ada salahnya untuk memastikan kualitas ASI perah yang telah disimpan dengan mencium aromanya terlebih dahulu. Salah satu ciri-ciri ASI perah yang sudah basi yakni akan mengeluarkan aroma tengik.

Aroma ASI yang tidak lagi berkualitas baik mungkin mirip seperti aroma susu sapi yang sudah basi. Hal ini tentu berbeda dengan aroma ASI perah yang kualitasnya masih baik.

Biasanya, ASI perah segar akan mengeluarkan aroma manis dan tidak aneh atau cenderung tidak berbau. Aroma ASI perah juga biasanya digambarkan mirip seperti susu sapi, tapi lebih lembut dan manis.

Akan tetapi, bedakan aroma ASI perah yang menunjukkan tanda-tanda basi dengan aroma ASI segar yang mungkin telah bercampur dengan aneka makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.

Sebab tidak menutup kemungkinan, terkadang ada beberapa makanan dan minuman yang bisa bercampur bersama ASI.

Alhasil, aroma dan rasa khas dari makanan atau minuman tersebut dapat berpengaruh pada aroma ASI segar, tetapi bukan menunjukkan ciri-ciri ASI basi.

3. Rasa ASI perah tidak lagi segar

Selain menghirup aromanya, Anda juga bisa mencicipi rasa ASI perah yang telah disimpan untuk memastikan kualitasnya apakah menunjukkan ciri-ciri basi atau tidak.

Jika ASI perah terasa aneh dan asam seperti minuman yang sudah tidak layak minum, kemungkinan besar ASI sudah basi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu setiap harinya bisa saja memengaruhi aroma dan rasa ASI.

Oleh karena itu, rasakan baik-baik apakah ciri-ciri ASI yang Anda cicipi memang sudah basi atau hanya terpengaruh dari rasa makanan dan minuman.

Bila rasa ASI perah yang Anda simpan sudah tidak segar lagi atau menunjukkan ciri-ciri basi, tentu jangan diberikan kepada si kecil.

Apakah ASI perah pasti basi jika ciri-ciri warnanya tidak putih?

Sebelumnya sempat disinggung bahwa aroma dan rasa ASI perah bisa berbeda-beda, tergantung dari makanan serta minuman yang dikonsumsi ibu. Hal ini ternyata juga berlaku pada warna ASI itu sendiri.

Normalnya, warna khas ASI yakni putih selayaknya susu pada umumnya. Namun, ASI yang baru diperah maupun sudah disimpan sebelumnya bisa tidak berwarna putih pekat.

Jika diamati, ASI perah bisa saja berwarna kehijauan, kemerahan, maupun agak oranye. Anda tidak perlu khawatir, karena ini bukanlah ciri-ciri bahwa ASI perah tersebut sudah basi.

Warna-warna tersebut sebenarnya bisa disebabkan oleh campuran dari aneka makanan yang Anda makan. Ambil contoh, bila ASI perah berwarna kehijauan, kemungkinan karena Anda makan sayur-sayuran, buah, maupun makanan lainnya yang berwarna hijau.

Begitu pula ketika warna ASI agak kuning, oranye, merah muda, atau merah. Coba ingat-ingat kembali, mungkin Anda baru saja makan makanan dengan warna alami kuning, oranye, merah mudah, dan merah.

Buah-buahan yang kerap memengaruhi warna ASI yaitu buah jeruk, buah bit, dan lain sebagainya. Ketika warna ASI berubah setelah Anda makan makanan ini, tidak bisa diartikan bahwa ASI perah tersebut sudah menunjukkan ciri-ciri basi.

Oleh karena itu, tidak ada patokan bagaimana seharusnya warna dan aroma ASI perah yang paling baik sebagai pertanda apakah ASI memiliki ciri-ciri basi atau tidak.w

Bahkan terkadang, warna ASI yang disimpan di dalam freezer juga akan berubah warna. Akan tetapi, hal ini bukan berarti ASI perah sudah memperlihatkan tanda-tanda basi dan tidak bisa diberikan atau diminum lagi oleh bayi. 

Selama ASI perah tidak menunjukkan ciri-ciri sudah basi seperti yang dijelaskan di atas, tentu tidak masalah. Singkatnya, berbagai makanan termasuk suplemen, obat-obatan, hingga jamu herbal, bisa mengubah warna alami ASI.

Jadi, Anda tidak perlu khawatir selama tampilan ASI perah masih normal dan tidak menunjukkan tanda-tanda sudah basi.

Bagaimana cara yang benar dalam menyimpan ASI perah?

Agar tidak salah saat menyimpan ASI perah dan menimbulkan ciri-ciri atau tanda-tanda ASI yang basi, sebaiknya ibu mematuhi aturan penyimpanan yang tepat.

Berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika menyimpan ASI perah supaya tidak cepat menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda basi:

Wadah penyimpanan

ASI yang sudah diperah bisa disimpan di dalam wadah seperti botol maupun kantung ASI. Ada berbagai jenis botol ASI yang bisa Anda pilih dan sesuaikan dengan kebutuhan guna mencegah ASI menunjukkan ciri-ciri basi.

Bahkan, penggunaan kantung ASI juga tidak masalah guna menghemat tempat agar bisa menyimpan lebih banyak ASI perah. Kantung ASI juga dapat membantu menjaga kualitas ASI perah agar tidak menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda sudah basi.

Namun, yang perlu diperhatikan, sebaiknya gunakan wadah penyimpanan ASI yang bebas bisphenol-A (BPA), dan memang didesain khusus untuk penyimpanan ASI, seperti dilansir dari Mayo Clinic.

Gunakan ASI perah sesuai tanggal simpannya

Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebelum ASI perah disimpan, jangan lupa memberikan keterangan tanggal dan waktu di bagian depan botol atau kantung ASI.

Pemberian tanggal dan waktu ini nantinya akan memudahkan Anda untuk menentukan ASI perah mana yang sebaiknya diberikan lebih dulu pada si kecil guna mencegah munculnya ciri-ciri basi.

Metode ini dikenal juga dengan nama first in first out (FIFO). Jadi, ASI perah yang disimpan lebih dulu akan digunakan lebih dulu pula, baru kemudian diikuti dengan ASI perah lain yang disimpan setelahnya.

Dengan begitu, cara ini dapat memastikan kualitas ASI perah yang Anda simpan tetap terjaga dan mencegahnya menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda sudah basi.

Simpan ASI perah di suhu yang sesuai

Lama waktu penyimpanan ASI perah berbeda-beda tergantung dimana Anda menyimpannya. Jika disimpan di dalam suhu ruang biasa, ASI yang baru diperah hanya akan bertahan selama 4 jam.

Sementara untuk ASI dingin yang diletakkan di suhu ruang dapat bertahan selama 1-2 jam saja. Berbeda dengan ASI perah yang ada di dalam cooler box, biasanya dianjurkan untuk digunakan 1 hari setelah disimpan.

Sementara itu, bila Anda menyimpannya di dalam kulkas, 5-8 hari merupakan waktu ideal untuk menyimpan ASI perah.

Bagi Anda yang ingin lebih lama menyimpan ASI perah agar tidak menunujukkan ciri-ciri basi, freezer bisa menjadi pilihan yang tepat.

ASI perah di dalam freezer dapat bertahan sekitar 2 minggu saat diletakkan di dalam freezer yang memiliki kulkas (satu pintu) dan 3-4 bulan pada freezer yang memiliki kulkas (dua pintu).

Apabila freezer tidak dilengkapi oleh kulkas, biasanya mampu bertahan menyimpan ASI perah selama 6 bulan. Cara ini dapat membantu menjaga kualitas ASI perah agar senantiasa baik dan tidak menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda sudah basi.

Source: hellosehat.com

Artikel Lainnya

Usia 8 minggu pasca persalinan, Bunda disarankan untuk melakukan tes IVA, Pap Smear, dan vaksin serviks. Berikut ini penjelasannya. - Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yaitu pemeriksaan leher r...

Infeksi telinga pada bayi merupakan keluhan yang cukup sering terjadi. Bayi rentan terkena infeksi telinga karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah. Selain dengan obat-obatan, ada beberap...

Kesibukan anak-anak dalam kegiatannya sehari-hari sering membuat mereka malas minum air putih. Misalnya ketika mereka asyik bermain, mereka mengabaikan rasa hausnya. Padahal, minum air putih meru...

Meski terkadang sulit dihindari, ada kalanya Mom mesti menghadapi kondisi buah hati terus menerus rewel. Diberi susu tidak mau, dipuji-puji dengan suara lembut tidak mempan. Adakah metode paling pas u...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................