Setiap Bunda pasti ingin si kecil tidak mudah sakit. Tapi Bunda tidak bisa memungkiri bahwa banyak bakteri di sekitar yang dapat menyerang daya tahan tubuhnya. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa ...
Rabu, 01 Desember 2021 | 16:19 WIB Penulis :
Menurut dr. Anita Suryani, Sp.K.O, Spesialis Kedokteran OIahraga dari Rumah Sakit EMC Sentul dan Klinik Utama Eminence,
wajar jika orang tua ingin anaknya memiliki tinggi badan ideal. Namun, perlu diingat jangan terlalu memaksakan hingga berlebihan. Olahraga high impact dan weight bearing tadi harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.
“Jika berkaitan dengan tumbuh kembang anak, segala sesuatu yang ‘terlalu’ memang kurang baik, ya. Terlalu kurang latihan tidak baik, apalagi berlebihan. Olahraga yang terlalu berat akan membebani tubuh anak,” jelas dr. Nita.
Di dalam tubuh anak-anak dan remaja, ada lempeng epifisis yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya sel tulang baru (osteoblast) yang membantu Si Kecil tumbuh lebih tinggi. Sayangnya, lempeng epifisis ini merupakan bagian tulang paling lemah sehingga mudah mengalami cedera. Olahraga yang berlebihan akan membuat lempeng epifisis cedera dan menutup lebih cepat. Akibatnya, pertumbuhan tulang anak pun bisa terhenti dan ia malah jadi pendek.
Oleh sebab itu, penting untuk selalu memantau olahraga Si Kecil. “Jika olahraga yang dilakukan berlebihan, anak akan menunjukkan sinyal-sinyal overtraining. Itu merupakan kondisi di mana olahraga bukan lagi menunjang kebugaran, tetapi malah memberikan efek negatif,” kata dr. Nita.
Sinyal-sinyal yang muncul bisa dari kondisi fisik dan psikis anak. Kalau dari fisik, anak akan merasakan sakit atau cedera pada tubuh, serta kelelahan setiap mau berolahraga. Namun, terkadang banyak orang tua yang mengabaikannya. Padahal, menurut dr. Nita, rasa nyeri dan kelelahan merupakan tanda tubuh untuk minta beristirahat dulu.
“Jadi, recovery saat latihan juga penting untuk diperhatikan. Biarkan badan kembali ke semula dulu baru memulai olahraga lagi,” pesan dr. Nita.
Selain fisik, psikologisnya anak juga bisa terganggu. Dia merasa malas dan tidak senang lagi melakukan olahraga.
Secara keseluruhan, dr. Nita menyarankan olahraga high impact dan weight bearing yang fun dan multigerak untuk menambah tinggi badan anak. Tetap harus ada unsur bermainnya dan kalau bisa tidak berasal dari satu cabang olahraga saja sehingga gerakkannya kaya dan anak tidak bosan. Selamat mencoba, Mommies!
Source: https://mommiesdaily.com/
Setiap Bunda pasti ingin si kecil tidak mudah sakit. Tapi Bunda tidak bisa memungkiri bahwa banyak bakteri di sekitar yang dapat menyerang daya tahan tubuhnya. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa ...
Selain susu sapi dan susu kedelai, Anda juga bisa memberikan susu almond pada anak-anak. Manfaat susu almond untuk anak-anak juga tak kalah dengan susu lainnya. Susu almond juga memiliki kan...
Mengikuti arahan pemerintah, kini anak-anak diminta belajar di rumah selama 2 minggu. Sebagian besar orangtua juga dianjurkan untuk bekerja di rumah sehingga bisa menemani anak belajar di rumah. ...
Berhenti sejenak dari pekerjaan yang padat dan nikmati musim liburan dari natal hingga tahun baru! Bagi kamu yang ingin menghabiskan jatah cuti, libur sekolah maupun kuliah, inilah saat yang tepat unt...