Mengajarkan Anak Tanpa Kata 'Jangan', Apakah efektif?

Rabu, 30 November 2022 | 13:44 WIB Penulis :


Proses mendidik anak menjadi pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan sehingga perlu dilakukan secara terus-menerus seiring perkembangan dan pertumbuhan anak.

Apalagi sebagai orangtua, Mama dan Papa memiliki peran penting sebagai tempat pertama anak belajar.

Berbagai rintangan bisa saja ditemui ya, Ma. Hingga terkadang mungkin Mama dan Papa mengeluarkan kata-kata tertentu untuk membuat anak bersikap lebih kondusif.

Salah satu yang sering diucap adalah kata "jangan" ketika anak cukup sulit untuk diberitahu. Ketika anak sulit untuk diarahkan. 

Dalam beberapa hal, kata ini membatasi gerak-gerik anak, tapi di sisi lain memang tidak semua hal boleh dilakukan oleh anak, artinya perlu memikirkan cara berkomunikasi efektif agar anak tahu bahwa sesuatu itu dilarang karena berbahaya untuk dirinya.

Namun, penggunaan kata "jangan" ini sebaiknya dihindari lho, Ma.

Pasti Mama masih bertanya-tanya, kenapa tidak boleh bilang jangan ke anak?

 

1. Bisa membingungkan si Kecil

"Sangat sederhana mengapa kata “jangan” baiknya dihindari. Pertama, biasanya setelah kata jangan muncul kata berlawanan yang dimaksudkan oleh si pelarang (orangtua). Sebagai contoh, “jangan berdiri!” (artinya: anak diminta untuk duduk). Anak pasti bingung, karena bisa jadi tidak memahami apa arti dari “jangan” sehingga ia akan melakukan sesuatu yang dia pahami yaitu “berdiri", bukan duduk seperti apa yang dimaksud," jelas Nurul Aeni, sebagai Founder Komunitas Media Pembelajaran (KOMED).

Sebaiknya, Mama menggunakan kata sederhana sehingga mudah dipahami si Kecil. Mengingat anak-anak masih belum bisa berpikir layaknya orang dewasa. 

2. Penggunaannya kurang efektif

Penggunaan kata "jangan" dalam mengasuh buah hati juga dinilai kurang efektif karena anak sering kali belum mampu menyerap apa yang dimaksud orangtua secara utuh.

"Kata apa yang biasanya anak ucapkan ketika kita mengajarinya sebuah kalimat? Sering kali untuk anak yang baru belajar bicara, ia hanya akan mengulangi kata terakhir dari kalimat yang ia dengar. Sebagai contoh, kita minta mereka mengulangi kalimat ini “jangan makan sambil berdiri!”, seorang anak cenderung mudah mengingat akhir kata dari kalimat tersebut, yaitu “berdiri” dan itulah yang akan ia lakukan”, lanjut Nurul Aeni.

Maka, sebaiknya Mama dan Papa memberitahu atau berbicara dengan maksud yang jelas. Jika ingin anak makan tidak sambil berdiri, sampaikan saja pada si Kecil dengan kalimat, "Kalau sedang makan kamu harus duduk, ya." 

3. Gunakan bahasa yang mudah dipahami

Penggunaan kata "jangan" pada si Kecil sebaiknya diganti dengan kata lain dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Meskipun sepertinya cukup sulit sehingga Mama perlu kesabaran. 

"Anak sangatlah cerdas, masa golden age itu tentu harus kita manfaatkan dengan stimulus yang tepat, artinya sesuai porsinya. Bisa jadi di usia itu, kemampuan mengulang kembali belum bisa mengulang sebuah kalimat, apalagi kalimat kompleks. Sehingga jika ingin memberikan intruksi, maka gunakan bahasa yang sederhana dan langsung dipahami, kita bisa mengubah kata “jangan berdiri!” dengan kata “yuk duduk!”, begitupun dengan kata atau kalimat lainnya”, tutup Nurul Aeni.

Itulah alasan orangtua perlu hindari mengucap kata "jangan" ketika berbicara atau memberi arahan kepada anak. Terutama berlaku bagi anak yang masih berusia 1-3 tahun, mereka juga masih belajar arti kata yang didengarnya. Jadi, mulai sekarang, yuk kurangi penggunaan "jangan" pada buah hati. Pasti bisa kok, Ma!  

 

Source : https://www.popmama.com/

Artikel Lainnya

Salah satu mainan yang akrab dengan anak-anak adalah puzzele. Bukan hanya sekedar bermain, permainan yang satu ini punya sederet manfaat bagi si kecil. Apa saja manfaatnya ? Studi yang dilakukan Un...

Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada pertumbuhan psikologis, bahkan bisa terbawa sampai mereka dewasa. Untuk itu, peran ibu dan ayah sama-sama penting dalam membesarkan ana...

Banyak Mom yang mulai cemas ketika Si Kecil mencapai usia sekolah. Antara mengkhawatirkan Si Kecil tak dapat bersaing dengan kemampuan anak-anak lain seusianya; namun juga khawatir jika memberiny...

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 buatan perusahaan China, Sinovac, untuk anak berusia enam sampai 11 tahun. Vaksinasi untuk anak usia sekolah dasa...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................