Kenali Penyebab Bayi Kuning dan Cara Mengatasinya

Kamis, 06 April 2023 | 11:06 WIB Penulis :


Kondisi bayi kuning ditandai dengan warna kuning pada kulit atau bagian putih mata bayi. Selain itu, bayi yang mengalami penyakit kuning biasanya memiliki urine yang berwarna kuning pekat, tinja berwarna pucat, serta telapak tangan dan kakinya pun menguning.

 

Gejala bayi kuning ini biasanya muncul 2–3 hari setelah kelahiran dan bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu. Namun, bila tidak kunjung membaik, kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius, seperti kerusakan otak, cerebral palsy, hingga hilangnya pendengaran.

 

Penyebab Bayi Kuning

 

Bayi kuning terjadi karena adanya penumpukan bilirubin pada darah bayi. Bilirubin sendiri merupakan zat kuning yang dihasilkan dari proses penghancuran sel darah merah secara alami. Kondisi ini sering menyerang bayi baru lahir, karena fungsi hatinya belum berfungsi secara maksimal.

 

Sebenarnya, bayi telah memiliki bilirubin sejak ia berada dalam kandungan yang dihasilkan oleh plasenta. Setelah lahir, bilirubin dari aliran darah bayi akan melalui proses penyaringan oleh hati dan dilepaskan ke saluran usus. Namun, karena organ hati bayi belum berkembang dengan sempurna, sedangkan bilirubin yang dihasilkan lebih banyak, proses pembuangan bilirubin pun menjadi terhambat.

 

Bayi kuning yang disebabkan oleh adanya peningkatan bilirubin ini sangat umum terjadi dan disebut juga dengan penyakit kuning fisiologis. Selain itu, bayi kuning juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut ini:

 

  • Sepsis pada bayi
  • Infeksi virus atau bakteri
  • Perdarahan internal
  • Kerusakan hati
  • Kekurangan enzim tertentu
  • Sel darah merah bayi yang tidak normal sehingga mudah rusak
  • Ketidakcocokan rhesus dan golongan darah antara ibu dan bayi
  • Masalah pada sistem pencernaan bayi, termasuk atresia bilier

 

Bayi lahir prematur dan bayi yang sulit mengonsumsi ASI juga berisiko tinggi mengalami bayi kuning.

 

Komplikasi yang Mungkin Terjadi pada Bayi Kuning

 

Bayi kuning yang disebabkan oleh kadar bilirubin tinggi dapat mengalami beberapa komplikasi, di antaranya:

 

Ensefalopati akut

 

Kondisi ini terjadi saat bilirubin pada darah bayi masuk ke area otak, lalu merusak sel-sel otak sehingga menyebabkan ensefalopati. Ada beberapa gejala ensefalopati akut yang dapat muncul pada bayi, antara lain:

 

  • Demam
  • Muntah
  • Sulit menyusu atau mengisap puting ibu
  • Lesu
  • Sulit dibangunkan
  • Leher dan tubuh melengkung ke belakang
  • Lebih rewel dan gelisah

 

Kernicterus

 

Ensefalopati akut pada bayi kuning yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan kernicterus atau kerusakan permanen pada otak. Kernicterus ini dapat menyebabkan bayi kehilangan pendengaran hingga terhambatnya perkembangan email gigi atau lapisan luar gigi.

 

Cara Mengatasi Bayi Kuning

 

Penyakit kuning pada bayi baru lahir biasanya tidak memerlukan perawatan khusus karena dapat hilang dalam 10–14 hari. Namun, jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kadar bilirubin tinggi dalam darah bayi, diperlukan penanganan khusus dari dokter. Berikut ini adalah penanganan utama terhadap bayi yang memiliki kadar bilirubin tinggi:

 

  • Fototerapi, untuk mengubah bilirubin menjadi bentuk yang mudah diurai oleh hati dengan menggunakan cahaya khusus
  • Exchange transfusion (transfusi tukar), yaitu proses pengeluaran darah bayi menggunakan kateter yang ditempatkan di pembuluh darah dan diganti dengan darah dari donor yang cocok

 

Anda bisa mencegah kenaikan bilirubin yang dapat menyebabkan bayi kuning dengan memberinya asupan makanan yang cukup. Bayi yang mengonsumsi ASI harus menyusu 8–12 kali dalam sehari selama beberapa hari pertama kehidupannya.

 

Pada bayi yang mengonsumsi susu formula, Anda harus memberikan 30–60 ml susu setiap 2–3 jam selama minggu pertama setelah dilahirkan untuk mencegah kenaikan kadar bilirubin dalam darah bayi. Asupan makanan yang cukup juga mampu mengatasi kelebihan bilirubin dalam darah bayi, yang nantinya akan dikeluarkan melalui tinja.

 

Jika Si Kecil mengalami bayi kuning, Anda harus memeriksakan kondisinya secara berkala, terutama di bagian putih bola mata dan kulit. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebanyak 2 kali sehari untuk melihat apakah kondisinya sudah kembali normal atau justru bertambah parah.

 

Apabila kondisi bayi kuning tidak membaik setelah 14 hari, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Perawatan yang cepat dan tepat akan menurunkan risiko bayi yang sakit kuning mengalami kerusakan otak permanen.

 

Source : https://www.alodokter.com/

Artikel Lainnya

Apa Ciri-Ciri Anak yang Sehat? Masa lima tahun pertama anak merupakan masa yang krusial dalam pertumbuhan anak, pada usia ini anak sedang aktif-aktifnya mengeksplorasi banyak hal. Anak yang aktif t...

Saat si kecil aktif sepanjang hari, ini bisa membuat tubuhnya mengeluarkan keringat dan memicu bau badan. Meski bau badan merupakan bagian dari pertumbuhan anak-anak, namun ini bisa menurunkan keperca...

Siapa, sih, yang tidak tahu bahwa buah-buahan adalah sumber makanan penting karena kaya kandungan nutrisi. Tetapi, tidak semua orang menyukai buah-buahan, atau hanya mau mengonsumsi buah-buahan terten...

Kesehatan gigi anak terkadang menjadi hal yang disepelekan oleh orangtua. Rajin sikat gigi dan jarang mengonsumsi makanan manis terkadang menjadi cara yang paling ampuh untuk merawat kesehatan gigi pa...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................