Anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir. Paparan terhadap internet dan media digital pada anak-an...
Kamis, 02 April 2020 | 14:38 WIB Penulis :
Kerontokan rambut anak bukan hanya dipicu ketidakcocokan pemakaian produk tata rambut
Rambut rontok bukan hanya masalah bagi orang dewasa dan lansia. Bayi dan anak-anak pun bisa mengalaminya. Jika pada orang dewasa dan lansia kerontokan rambut kebanyakan disebabkan karena efek penggunaan produk dan penataan rambut atau pun dari segi penurunan kualitas karena usia, pada anak-anak penyebabnya bisa beragam.
Berikut beberapa penyebab kerontokan rambut pada anak, mulai dari infeksi hingga reaksi terhadap pengobatan tertentu, dilansir dari verywellhealth.com:
Kurap pada kulit kepala yang disebut tinea capitis merupakan salah satu penyebab kerontokan rambut pada anak. Kurap yang menginfeksi ini menyebabkan gejala yang menunjukkan ciri seperti lesi berupa lingkaran merah, bercak bersisik yang gatal dan rambut rontok.
Gejala kurap kulit kepala biasanya tak begitu kentara. Minim rasa gatal pada kulit kepala dan tidak ada rambut yang rusak meskipun rontok.
Infeksi bakteri juga dapat menyebabkan kerontokan rambut yang tamak mirip dengan tinea capitis skaling 1. Biasanya disebabkan oleh bakteri bernama Staph aureus.
Menarik atau membelai rambut bisa menjadi kebiasaan sebagian bayi dan anak-anak, layaknya mengisap jempol. Kebiasaan ini biasanya akan berhenti dengan sendirinya saat anak menginjak usia 3-5 tahun.
Kebiasaan buruk ini seringkali diabaikan, tetapi bisa menjadi pemicu kerontokan rambut. Cobalah mengalihkan anak dari kebiasaan ini jika memang mengganggu dan membuat rambut anak rontok lebih banyak.
Alopecia areata merupakan gangguan autoimun yang dapat menyebabkan kerontokan rambut di tubuh anak. Selain alopecia areata, ada kondisi autoimun lain yang serupa, yaitu alopecia totalis dan alopecia universalis.
Selain itu, alopecia traksi juga bisa terjadi pada bayi baru lahir yang kehilangan rambut di bagian belakang karena sering bergesekan dengan bantal atau alas tidurnya.
Alopecia areata merupakan gangguan autoimun yang dapat menyebabkan kerontokan rambut di tubuh anak. Selain alopecia areata, ada kondisi autoimun lain yang serupa, yaitu alopecia totalis dan alopecia universalis.
Alopeia areata sering disalahartikan sebagai kurap kulit kepala. Tidak seperti kurap, alopecia areata menyebabkan bercak berbentuk bulat dan halus di kulit kepala tanpa adanya kemerahan atau kerak.
Salah satu penyebab klasik kerontokan rambut yang dialami anak adalah pengobatan terhadap penyakit tertentu, misalnya kanker. Pada pengobatan kanker, seperti radiasi dan kemoterapi, memang berdampak pada kerontokan rambut anak, bukan penyakit kanker itu sendiri.
Selain pengobatan kanker, telogen effluvium adalah penyebab lain yang memicu kerontokan rambut anak. Anak yang mengalami telogen effluvium akan mengalami demam tinggi, kehilangan berat badan drastis dan stres emosional yang memicu rontoknya rambut secara spontan enam hingga 12 minggu kemudian.
Selain lima penyebab di atas, kerontokan rambut anak juga bisa dipicu karena kelainan tiroid, penyakit lupus, kekurangan zat besi, malnutrisi dan keracunan vitamin A. Faktor lainnya bisa juga disebabkan oleh kelainan struktural batang rambut yang menyebabkan rambut mudah patah, kering dan rapuh. Konsultasikan dengan dokter anak jika Mom menemukan kejanggalan lain yang mengiringi kerontokan rambut yang dialami anak.
Source: Popmama.com
Anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir. Paparan terhadap internet dan media digital pada anak-an...
Ikatan batin dengan anak memang diperlukan untuk orangtua. Tidak hanya dengan Bunda saja, si kecil juga butuh memiliki ikatan batin dengan Ayah. Ada banyak dampak buruk jika tidak ada peran ayah...
Bila sudah memasuki musim pancaroba seperti ini, anak-anak sudah pasti menjadi target incaran virus influenza. Apalagi kalau teman-temannya sudah mengalami flu. Aduh, semakin cemas ya Moms. ...
Tahukah Bunda, bahwa merawat gigi susu sejak dini dengan baik dan benar berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan kesehatan gigi tetap anak di masa depan? Menurut Drg. Annisa Rizki Amalia, S...