Dampak Anak Disekolahkan Terlalu Cepat

Selasa, 31 Oktober 2023 | 15:40 WIB Penulis :


1. Risiko gangguan psikologis

Anak-anak yang belum cukup umur untuk bersekolah berisiko mengalami gangguan psikologis, yaitu attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), juga dikenal sebagai gangguan hiperaktif. ADHD adalah gangguan perkembangan otak yang dapat menyebabkan hiperaktif, impulsif, dan konsentrasi yang buruk pada anak. Karena perilaku ini, beberapa orang menganggap anak-anak dengan ADHD sombong dan sulit diatur.

2. Anak stres dan tertekan

Anak berusia di bawah 6 tahun seharusnya masih memiliki waktu bermain yang banyak dengan teman sebayanya. Jika orangtua menyekolahkan anak di usia dini mengakibatkan anak menjadi tertekan dan stres karena anak dipaksa untuk mempelajari hal-hal yang tidak sesuai dengan kemampuannya.

3. Hilang motivasi untuk belajar

Anak stres dan tertekan saat bersekolah juga menimbulkan efek negatif lainnya yaitu kehilangan motivasi untuk belajar karena merasa bosan. Biasanya anak-anak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Namun, ketika anak pergi ke sekolah terlalu dini, hal itu menyebabkan kebosanan. Anak usia dini bukanlah waktu yang ideal bagi anak-anak untuk pergi ke sekolah. Saat anak masih balita, orangtua harus fokus membuat mereka bahagia terlebih dahulu.

4. Tidak fokus dalam belajar

Anak yang sekolah terlalu dini tentu merampas sebagian besar waktu bermain mereka. Maka tidak heran jika anak sulit berkonsentrasi saat belajar. Karena jika anak memiliki masa belajar yang lama, sehingga mereka tidak bisa duduk diam dan mendengarkan guru di kelas saat belajar.

Selain itu, anak biasanya belum memiliki pengendalian diri yang sempurna. Oleh karena itu, mungkin tidak ada rasa tanggung jawab atau dorongan untuk memenuhi tugas sekolah, karena anak hanya memikirkan bermain yang ada di benaknya.

Untuk itu, sebaiknya orangtua berpikir dua kali sebelum memutuskan menyekolahkan anaknya lebih awal. Pada tingkat yang lebih serius, anak-anak dapat memiliki berbagai macam masalah dan akhirnya menerima perawatan pada usia yang sangat muda.

Orangtua dapat memfasilitasi kegiatan belajar anak-anaknya di rumah daripada mengirim mereka ke sekolah. Misalnya, ajak anak bermain game edukasi seperti mewarnai, menggambar atau berhitung. Hal-hal tersebut justru dapat merangsang otak anak untuk berfungsi lebih baik. Membiasakan anak untuk belajar akan mempersiapkan mereka untuk lingkungan sekolah masa depan.

 

Source : https://www.fimela.com/parenting

Artikel Lainnya

Setiap Ramadhan tiba, tak sedikit ada anak yang menyambutnya dengan penuh semangat. Meski anak-anak belum dianjurkan untuk berpuasa, tapi tak ada salahnya juga mengenalkan sejak dini. Memang, hal i...

Hati-hati, Pola Asuh ini Berisiko Lahirkan Pelaku Kejahatan Seksual Kasus kejahatan seksual secara bertubi-tubi menghiasi media. Belum selesai kasus Yuyun yang tewas menyedihkan seusai diperkosa ra...

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 buatan perusahaan China, Sinovac, untuk anak berusia enam sampai 11 tahun. Vaksinasi untuk anak usia sekolah dasa...

Pernah tidah Bunda mengalami si kecil mogok kursus, padahal dia baru beberapa kali mengikutinya ? Jika anak bisa bertahan beberapa minggu atau beberapa bulan, sebenarnya masih bagus. Tapi karena te...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................