Otak merupakan salah satu organ vital untuk manusia. Otak yang sehat juga dapat menjadi salah satu faktor yang baik dalam membantu tumbuh kembang balita, khususnya pada 1000 hari pertama. Makanan apa ...
Rabu, 08 Januari 2025 | 10:36 WIB Penulis :
Jumlah waktu tidur yang dibutuhkan oleh anak berbeda-beda, tergantung pada usia mereka. Dilansir dari laman WebMD, balita sendiri membutuhkan waktu tidur sekitar 12 sampai 14 jam dalam sehari.
Tidak hanya itu, anak-anak prasekolah perlu tidur selama 11 sampai 13 jam. Sementara anak usia sekolah perlu mendapatkan waktu tidur selama 10 hingga 11 jam dalam sehari.
Pentingnya waktu tidur untuk anak ini turut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak RS Bunda, dr. Mulki Angela, Sp.A, Ph.D. Ia menyebut bahwa tidur sangat berhubungan dengan perkembangan otak anak.
"Tidur bukan hanya kegiatan sehari-hari. Jadi, memang tidur itu sangat berhubungan ya sama perkembangan otak anak," ungkapnya dalam talkshow dengan tema Better Sleep, Better Growth: Tidur Berkualitas untuk Tumbuh Kembang Anak yang Baik di Bundaversity Bundafest 2024 beberapa waktu lalu.
Kurangnya tidur pada anak pun dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dokter Mulki menjelaskan misalnya saja seperti kondisi medis seperti alergi hingga yang berkaitan dengan kesehatan mental.
"Penyebabnya bermacam-macam, bisa terkait kondisi medis, seperti alergi, gatal-gatal. Bisa juga terkait kesehatan mental seperti cemas dan depresi," paparnya.
Tanpa Moms dan Dads sadari, ada pula beberapa dampak yang terjadi ketika anak kurang tidur. Simak terus, ya.
Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa dampak yang terjadi ketika anak mengalami kurang tidur, Moms. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
Menilik dari laman Understood, kurang tidur dapat memengaruhi cara berpikir anak-anak. Kondisi ini dapat melemahkan bagian otak yang mengelola organisasi, perencanaan, serta pemecahan masalah.
Misalnya anak-anak yang lelah mungkin kehilangan perlengkapan sekolahnya. Jadi, alih-alih mengerjakan tugas sekolah, mereka menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencari barang. Mereka juga mungkin kesulitan memprioritaskan pekerjaan rumah dan mondar-mandir selama ujian.
Anak-anak bisa menjadi murung ketika mereka merasa lelah. Mereka mungkin memiliki kontrol diri yang lebih sedikit daripada biasanya.
Anak yang kurang tidur lebih mudah merasa frustrasi atau kehilangan kesabaran. Mereka juga menjadi lebih mudah menyerah pada ujian maupun pekerjaan rumah.
Ketika anak yang kekurangan tidur ini kehilangan kesabarannya, mereka mungkin akan menyebabkan berbagai masalah dan berakhir di kantor kepala sekolah.
Studi menunjukkan bahwa ketika anak kurang tidur, gelombang otak mereka berubah menjadi pola seperti tidur singkat saat mereka bangun. Hal ini membantu menjelaskan mengapa anak yang kelelahan tidak bisa fokus dan memusatkan perhatiannya di ruang kelas.
Anak-anak yang kurang tidur bisa dengan mudah teralihkan perhatiannya, Moms. Mereka mungkin membuat kesalahan yang ceroboh dan dapat mengalami kesulitan konsentrasi pada tugas sekolah dan apa yang dikatakan oleh gurunya.
Kurang tidur bisa berdampak negatif pada daya ingat anak. Bukan tanpa alasan, lebih sulit bagi otak yang kurang tidur untuk fokus sehingga anak sulit mengingat hal-hal yang baru.
Kurang tidur juga dapat mempersulit pembentukan dan mengingat ingatan jangka panjang. Anak-anak yang kelelahan juga akan bekerja lebih lambat karena sulit bagi mereka mengingat apa yang baru saja mereka dengar atau baca.
Dikutip dari laman NBC News, para peneliti baru-baru ini berteori bahwa kurang tidur pada masa kanak-kanak dapat secara mendasar mengubah cara otak terhubung. Hal ini akan memengaruhi tubuh Si Kecil selama sepanjang sisa hidupnya.
Tidak hanya itu, psikolog tidur anak dari Texas, W David Brown, menjelaskan bahwa kurang tidur juga bisa berdampak pada ukuran atau tinggi badan anak, Moms.
"Mereka mungkin lebih kecil atau tidak bertumbuh," ujarnya.
Dikutip dari laman WebMD, kurang tidur bisa membuat anak semakin lapar dan tertarik pada makanan berkalori tinggi. Saat mereka lelah, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon yang membuat mereka merasa lapar sehingga meningkatkan nafsu makan.
Ketika anak lelah, hormon akan memberi tahu anak bahwa rasa kenyang akan berkurang. Jadi, mereka tidak hanya merasa lebih lapar namun juga ingin makan lebih banyak dari biasanya.
Kurang tidur juga berdampak pada metabolisme tubuh. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko diabetes dan penambahan berat badan yang tidak sehat pada anak.
Dilansir The Douglas Research Centre, kurang tidur tidak hanya bisa mengganggu kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan mengingat apa yang mereka pelajari di kelas. Menurut penelitian, kondisi ini cenderung menyebabkan anak kesulitan dalam kreativitas verbal, menghambat perilaku, serta mendapatkan skor lebih rendah pada tes IQ.
Demikian informasi tentang dampak anak kurang tidur yang jarang diketahui orang tua, Moms. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Source : Haibunda.com
Otak merupakan salah satu organ vital untuk manusia. Otak yang sehat juga dapat menjadi salah satu faktor yang baik dalam membantu tumbuh kembang balita, khususnya pada 1000 hari pertama. Makanan apa ...
Diabetes saat hamil dikenal juga dengan sebutan diabetes gestasional. Dikutip dari Web MD, diabetes gestasional berarti Mama memiliki kadar gula darah tinggi selama kehamilan padahal sebelumnya n...
Layaknya orang dewasa, Si Kecil juga memiliki beragam perasaan. Setiap anak juga memiliki karakteristik yang khas dan khusus, yang dapat membedakan mereka dengan teman seusianya. Yuk, kita gali l...
Memiliki anak dengan tubuh tinggi adalah impian dari setiap orang tua. Untuk mendapatkannya, Bunda dan Ayah perlu mendukung Si Kecil dengan makanan serta stimulasi yang baik. Salah satu faktor yang...