Alergi pada Anak: Kenali Ciri-Ciri hingga Cara Mengatasinya

Senin, 09 Juni 2025 | 18:02 WIB Penulis :


Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang tidak normal terhadap berbagai hal. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini tidak berbahaya dan gejalanya bisa hilang dengan sendirinya.

Namun, alergi yang tidak segera diobati bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serius. Penyebab alergi bisa terjadi akibat respon tubuh yang muncul dari sistem imunitas.

Jenis Alergi pada Anak dan Penyebabnya

Berikut ini adalah macam-macam alergi pada anak dan penyebabnya yang perlu diketahui:

1. Alergi Makanan

Salah satu jenis alergi pada anak adalah alergi terhadap makanan. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.

Bayi atau anak usia 3 tahun dapat mengalami alergi terhadap jenis makanan apa pun sehingga perlu diperhatikan. Jenis makanan ini meliputi susu sapi, telur, dan ikan.

Sebagai contoh, alergi telur pada anak biasanya muncul beberapa menit hingga berjam-jam setelah mengonsumsi telur atau makanan yang mengandung telur. Tanda dan gejalanya cukup beragam, mulai dari ringan hingga berat.

Adapun sejumlah ciri-ciri alergi pada anak akibat makanan, antara lain:

  • Sakit perut
  • Batuk
  • Diare
  • Pingsan
  • Gatal pada kulit
  • Ruam kemerahan di bagian tubuh tertentu
  • Hidung berair atau tersumbat

2. Alergi Musiman

Alergi kulit pada anak bisa terjadi karena adanya perubahan musim. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai gejala, seperti:

  • Hidung berair dan gatal
  • Mata berair
  • Bersin
  • Hidung tersumbat
  • Alergi musiman biasanya bertambah parah selama musim tertentu. Salah satunya adalah musim semi.

Pada musim ini, pohon dan tanaman dapat meningkatkan produksi serbuk sari yang terbawa oleh angin dan tidak sengaja terhirup oleh anak. Akibatnya, terjadi batuk alergi pada anak yang mengganggu aktivitas sehari-harinya.

Di Indonesia, anak juga rentan mengalami alergi musiman teruma saat musim dingin. Kondisi ini ditandai dengan kulit bentol atau biduran yang dapat berlangsung selama berjam-jam.

Anda tidak perlu khawatir karena gejala alergi musiman bisa hilang dengan sendirinya. Jika alergi terasa gatal, Anda bisa menggunakan obat yang terjual bebas di apotek terdekat.

3. Alergi dalam Ruangan

Anak dapat mengalami alergi saat berada di dalam ruangan. Kondisi ini disebabkan oleh bintik-bintik debu kecil yang menempel pada benda di sekitar rumah.

Bintik debu kecil dikenal dengan sebutan tungau debu yang menyukai tempat bertekstur lembut dan nyaman, seperti mainan dan bantal. Oleh sebab itu, penting untuk membersihkan tempat tidur dan mainan anak secara teratur.

Alergi dalam ruangan memiliki gejala hampir mirip dengan alergi musiman. Misalnya, hidung berair, tersumbat, dan bersin-bersin.

4. Alergi Hewan Peliharaan

Alergi pada anak selanjutnya bisa disebabkan oleh hewan peliharaan. Sebagai contoh, kucing mampu menimbulkan batuk, bersin, dan pilek pada beberapa anak dan orang dewasa.

Kondisi ini kemungkinan besar terjadi akibat bulu hewan peliharaan yang bersentuhan dengan kulit. Anda dapat mencegah alergi yang muncul dengan menghindari kontak hewan peliharaan secara langsung.

Ciri-Ciri Alergi pada Anak

Berikut ini adalah sejumlah ciri-ciri alergi pada anak yang paling umum terjadi:

1. Ruam Kulit

Ruam kulit cenderung tidak menular, tetapi bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Kondisi ini dapat muncul dalam hitungan menit hingga jam setelah terpapar pemicu alergi.

Biasanya, ruam kulit berlangsung selama 2-4 minggu tergantung dari kondisi kesehatan setiap anak. Ciri-ciri kondisi ini juga sangat bervariasi, seperti benjolan, terasa gatal, dan bercak kulit lebih gelap dari biasanya.

2. Batuk dan Bersin

Alergi bisa menimbulkan batuk dan bersin pada anak. Kondisi ini sering kali terasa tidak nyaman sehingga anak menjadi mudah rewel dan susah tidur.

Batuk dan bersin terjadi karena adanya reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap pemicu alergi atau alergen. Kondisi ini disebabkan oleh serbuk sari, tungau debu, dan bulu hewan peliharaan.

3. Hidung Berair

Hidung berair merupakan gejala alergi paling umum. Gejala ini ditandai dengan keluarnya cairan hidung lebih encer yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hidung berair sering kali terjadi bersamaan dengan tanda dan gejala lainnya, seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan bersin. Anda bisa mencegah kondisi ini dengan menghindari pemicu alergi.

4. Mata Gatal

Mata gatal dapat dialami oleh anak akibat paparan serbuk sari atau bulu hewan peliharaan. Jika mengalami kondisi ini, sebaiknya hindari menggosok mata karena bisa memicu iritasi.

Bahkan, menggosok mata secara terus-menerus bisa menyebabkan robeknya lapisan kornea mata. Kondisi ini juga memicu rasa sakit dan berisiko tinggi terkena infeksi.

5. Sakit Perut

Anak rentan mengalami sakit perut akibat alergi terhadap makanan. Hal ini dapat terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap jenis makanan tertentu. Misalnya, telur atau selai kacang.

Gejala sakit perut meliputi mual, muntah, dan nyeri otot. Anak dapat merasakan gejalanya dalam beberapa menit atau jam setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi.

6. Kesulitan Bernapas atau Asma

Alergi bisa menimbulkan gejala berupa kesulitan bernapas atau asma. Kondisi ini biasanya terjadi akibat paparan serbuk sari, bulu hewan, atau tungau debu.

Asma akibat alergi dapat menjadi serius dan menimbulkan komplikasi. Misalnya, gangguan tidur, menjalani rawat inap di rumah sakit, dan ketidakmampuan untuk berolahraga.

Cara Mengatasi Alergi pada Anak

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi kondisi ini:

1. Konsumsi Obat Alergi Antihistamin oral

Langkah pertama mengatasi alergi pada anak bisa menggunakan antihistamin oral yang berbentuk cair atau pil untuk meredakan gejala alergi musiman dengan cepat. Obat ini dapat bekerja dalam waktu 30 menit dan tidak membuat kantuk.

2. Pakai Semprotan Hidung Steroid

Cara mengatasi alergi obat bisa dengan semprotan hidung steroid untuk mengurangi pembengkakan dan iritasi saluran hidung yang memicu hidung tersumbat. Jenis obat ini mengandung fluticasone, propionate, dan fluticasone.

3. Penyesuaian Pola Hidup Bersih dan Sehat

Sebagai orang tua, Anda bisa menyesuaikan pola hidup untuk mengurangi risiko paparan alergi. Misalnya, sering mengganti pakaian bersih setelah bermain di luar rumah.

Selain pemberian pengobatan, salah satu cara mencegah terjadinya alergi dengan melakukan pemeriksaan alergi sehingga anak dapat menghindari pencetus alergi. Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan pada anak:

Skin Prick Test: Pemeriksaan ini menggunakan ekstrak dari beberapa makanan atau pun alergen seperti tungau debu, serbuk sari dan bulu hewan yang ditempatkan pada bagian lengan bawah anak, kemudian akan dilihat apakah timbul reaksi alergi pada lengan anak yang sudah diberikan alergen.

Pemeriksaan IgE Spesifik Alergen: pemeriksaan ini mengukur antibodi IgE Spesifik dalam serum pasien menggunakan teknik ELISA.

 

 

Source : ciputrahospital.com

Artikel Lainnya

Pembentukan karakter anak dimulai dari didikan orang tua dan lingkungan di sekitarnya. Salah satunya lewat momen yang dihabiskan bersama-sama anak di meja makan. Dengan kata lain, obrolan sa...

Operasi operasi caesar tahapannya lebih ringkas dari pada persalinan normal. Biasanya operasi caesar akan memakan waktu sekitar 45 menit dari awal sampai akhir (bayi dilahirkan dal...

Saat cuaca tak menentu atau pancaroba biasanya anak cenderung lebih rentan sakit. Flu, demam, batuk, radang tenggorokan, diare bahkan demam berdarah bisa mengintai si kecil termasuk anggota keluarga l...

Menolong dapat menimbulkan perasaan bahagia tidak hanya pada orang yang ditolong, tetapi juga yang melakukannya. Demikian dikatakan psikolog Lusi Nur Ardhiani, S.Psi, M.Psi. Lusi menjelaskan...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................