5 Gejala Anak Tantrum

Jumat, 03 Juni 2016 | 09:30 WIB Penulis : Erni Wulandari


Ahli neuropsikologi anak di University of Minnesota telah menghabiskan bertahun-tahun untuk meneliti fenomena tantrum dan alasan di balik letupan emosi brutal yang kerap terjadi pada anak. Ternyata, letupan emosi tersebut merupakan reaksi biologis normal, senormal seseorang yang menguap saat mengantuk.

Menurut penelitiannya, anak usia 18 bulan sampai 4 tahun memang memiliki kecenderungan besar untuk mengamuk – hal itu sudah terpatri dalam benak mereka. Maksudnya? Ada satu bagian di otak kita yang bertugas mengatur emosi dan mengendalikan perilaku sosial ilmuwan menyebutnya PFC, alias korteks prefrontal. PFC baru mulai matang di usia 4 tahun, sehingga sebelum menginjak usia tersebut, anak lebih rentan mengeluarkan letupan emosi yang tidak masuk akal, seperti yang kita kenal sebagai tantrum.

“Pada usia-usia ini, si kecil belum mampu berpikir rasional,” tutur Gina Mireault, Ph.D., profesor psikologi di Johnson State College, Vermont. “Pengalaman yang bagi anak biasa saja, ternyata jadi luar biasa membingungkan dan menakutkan untuk anak. Mereka mengira bisa tersedot oleh lubang wastafel, mereka takut badut di TV bisa keluar dan mengejar mereka.”

Ketegangan dalam pikiran tersebut mendorong tubuh melepaskan hormon kortisol, elemen primitif dalam tubuh manusia yang dahulu membantu nenek moyang kita melarikan diri dari hewan buas di hutan. Kortisol tak lain dan tak bukan menjadi resep dasar terciptanya tantrum; kortisol menaikkan tekanan darah, mempercepat napas dan membuat pikiran panik. Itu sebabnya anak bisa meledak, bahkan ketika hanya dipicu oleh peristiwa sepele. Tapi, para ilmuwan telah menemukan sejumlah gejala pasti yang mengawali tantrum. Mari siap siaga ketika sejumlah tanda berikut muncul pada anak:

  • Bahu terkulai, wajah merengut.
  • Anak berkeluh-kesah, tetapi tidak bisa diajak bicara baik-baik.
  • Ia aktif bermain, tetapi sebentar-sebentar tampak lesu.
  • Reaksi penolakan Anda disambut dengan amarah yang lebih dahsyat daripada biasanya.
  • Melempar berbagai barang di sekitarnya: mainan, buku atau makanan.

Jika si kecil sudah memiliki tanda seperti diatas, baiknya Bunda bersiap.

 

 

Sumber : Parenting

Artikel Lainnya

Rambut Si Kecil terlihat tidak lebat dan sehat, Moms? Ada cara untuk mengatasinya, yaitu dengan memberikan makanan kaya nutrisi dan memiliki manfaat terhadap pertumbuhan rambut anak. Memang, faktor ge...

1. Risiko gangguan psikologis Anak-anak yang belum cukup umur untuk bersekolah berisiko mengalami gangguan psikologis, yaitu attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), juga dikenal ...

Anak hiperaktif merupakan anak yang berperialaku sangat aktif. Anaka-anak ini juga tidak bisa tenang, tidak bisa diam dan terus bergerak aktif. Tak hanya bergerak aktif, anak hiperaktif juga sering be...

Apa yang menyenangkan dari jalan-jalan di alam bersama anak-anak? Berlari-lari dengan bertelanjang kaki dan bermain bola di pasir? Menginjak rumput basah? Melihat matahari terbenam? Mendaki sampai ke ...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................