Dampak Persaingan Kakak dan Adik

Jumat, 17 Juni 2016 | 10:21 WIB Penulis : Erni Wulandari


Perseteruan atau kompetisi antar kakak-adik waktu kecil ternyata bisa terbawa hingga dewasa, dan malah berkembang menjadi perasaan iri. Coba saat Bunda merasa adik atau kakak Anda menjalani kehidupan yang lebih baik, karier pesat, suami yang sempurna, anak-anak yang selalu cemerlang, apakah tidak terbersit rasa iri dan kecewa terhadap diri sendiri? Hal itu juga bisa menyebabkan kemarahan dalam diri.

“Antara kakak-adik pasti ada sedikit rasa cemburu. Ini normal saja. Tetapi jika hal ini berubah menjadi perasaan iri, maka bisa menyebabkan seseorang berperilaku buruk,” papar Karen Doherty, penulis buku Sibling Rivalry: Seven Simple Solutions, dikutip dari artikel dailymail.co.uk. “Iri hati kepada saudara kandung seperti luka yang terpendam, yang membuat hubungan menjadi tidak nyaman, hingga sampai pada titik di mana kita tidak sanggup lagi menerima bahwa saudara kita sukses dan bahagia. Alih-alih, kita senang melihat kegagalannya,” lanjutnya.

Wajar, sih, kalau kita membandingkan hidup kita dengan kakak atau adik. Tetapi, tentu saja itu akan menjadi buruk, jika kita menyalahkan mereka atas ketidakmampuan atau kondisi ‘kurang beruntung’ kita. Jika sadar bahwa Anda terus menerus didera rasa iri kepada kakak atau adik, ada baiknya Anda mulai berusaha mengatasinya.

Namun, mungkinkah luka yang sudah tertanam sejak kecil itu bisa disembuhkan? Menurut psikolog Ben Williams dari Edinburg, Inggris, orang sering kali kaget sendiri saat menyadari bahwa ia bisa mengubah perilaku diri sendiri. “Iri hati berkaitan dengan rendahnya rasa penghargaan terhadap diri sendiri dan percaya diri. Kalau Anda bisa mengatasinya, Anda tidak akan terpengaruh, jika kakak atau adik mendapat promosi hebat dalam karier mereka, atau mobil baru,” kata Ben. Ingat, ya, Anda tidak bisa mengontrol apa pun yang dilakukan kakak-adik, tetapi Anda bisa mengontrol reaksi Anda.

 

 

Sumber : Parenting

Artikel Lainnya

Menanamkan citra diri atau body image positif pada anak penting banget, Moms. Dengan begitu, anak bisa menerima dirinya, tidak minder dan percaya diri. Nah, ada lho empat cara yang bisa Momm...

1. Risiko gangguan psikologis Anak-anak yang belum cukup umur untuk bersekolah berisiko mengalami gangguan psikologis, yaitu attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), juga dikenal ...

Menurut Psikolog Nessi Purnomo, Psi, MSi, perkembangan moral anak akan sejalan dengan perkembangan kognitifnya. Sehingga perkembangan moral itu berlangsung bertahap seiring dengan pertambahan usianya ...

Praktik sunat dulunya kerap dikaitkan dengan tindakan medis yang menyakitkan. Seiring perkembangan jaman, metode ini pun berevolusi dan menghasilkan beberapa pilihan sunat modern. Metode sunat ini dik...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................