Mari kita mulai aktivitas seru di dalam rumah yang membuat si Kecil turut belajar melalui sebuah eksperimen Sains yang aman untuk si Kecil. Salah satu aktivitas yang direkomendasikan adalah mencipt...
Senin, 27 Juni 2016 | 10:22 WIB Penulis : Erni Wulandari
Sejak baru dilahirkan, bayi sudah belajar berkomunikasi. Salah satu tanda komunikasi terjadi pertama kali pada seorang bayi adalah saat dia menyadari bahwa kalau menangis dia akan mendapat susu dari mamanya, pelukan menenangkan, dan ditemani. Bayi yang baru lahir pun mulai mengenali suara suara di lingkungannya, seperti suara mama atau pengasuhnya. Seiring pertumbuhannya, bayi mulai memilah-milah bunyi ucapan yang menghasilkan kata-kata dalam bahasa ibu. Di usia 6 bulan, kebanyakan bayi sudah mengenali bunyi-bunyi dasar bahasa ibu. Perkembangan bicara tidak ada yang sama pada setiap anak, walaupun ada patokan perkembangan (milestone) yang seharusnya dilalui anak secara umum. Misalnya, di usia 1 bulan dia bisa berkata ‘Waaaah’, bulan ke-2-5 ‘Uuuh, aaah’, usia setahun bisa mengucapkan beberapa kata yang terdiri dari 1 suku, dan seterusnya. Dan, di usia 2 tahun, dia sudah bisa merangkai beberapa kata menjadi 1 kalimat sederhana (lupakan dulu tata bahasa, ya Bund).
Tetapi, jika patokan itu tidak persis plek dengan yang terjadi pada anak, tidak selalu hal ini menandakan dia memiliki masalah dalam perkembangan bicara. Setiap anak punya waktunya masing masing dalam tumbuh kembangnya. Sama dengan kemampuan-kemampuan lainnya, kemampuan bicaranya akan muncul begitu dia siap. Ada anak-anak yang di usia 10 bulan sudah ngoceh, tetapi kosakatanya tidak bertambah dalam beberapa bulan ke depan. Tapi ada anak-anak yang lebih lambat, yang kosa katanya mengalami perkembangan pesat dalam waktu singkat. Lalu, apa yang harus diperhatikan orang tua dengan milestone bicara anak secara umum? Menurut Taufi q Hidayat, kepala terapis dari Klinik Growing Hearts, Jakarta, dalam tahapan perkembangan bicara anak, ada 3 area yang perlu diperhatikan:
1. PERKEMBANGAN BICARA: mengeluarkan suara secara ekspresif, termasuk artikulasi, kelancaran, dan kejelasan dalam berbicara, seperti saat anak mengatakan, “Cucu” atau “Susu”.
2. PERKEMBANGAN BAHASA: bagaimana menyusun dan menggunakan kata, bahasa tubuh, dan isyarat, tulisan ataupun gambar. Misalnya, sambil membawa botol susu yang kosong, anak mengatakan, “Minta cucu” atau “Dede minta susu’.
3. PERKEMBANGAN KOMUNIKASI: bentuk komunikasi verbal ataupun nonverbal seperti ekspresi wajah untuk berbagi informasi, seperti melambaikan tangan dan mengucapkan, “Hallo.”
Sumber : Parenting
Mari kita mulai aktivitas seru di dalam rumah yang membuat si Kecil turut belajar melalui sebuah eksperimen Sains yang aman untuk si Kecil. Salah satu aktivitas yang direkomendasikan adalah mencipt...
Bullying pada anak adalah masalah besar karena para korbannya masih sangat muda. Selain itu, bullying pada anak juga menjadi masalah nyata yang membutuhkan perhatian untuk mengelolanya ...
Kalau mendengar kata deodorant, pasti Mama ingetnya ini produk untuk Mama dan Papa saja. Tapi tahu nggak sih Ma, kalau ada deodorant yang aman untuk anak juga lho. Yap, betul sekali Ma. Meski si Ke...
Anak Mudah Marah, Wajarkah? Contohnya saat menginginkan sesuatu dia harus mendapatkannya. contohnya si kecil main di taman dekat rumah, anak pun berperilaku seperti itu, langsung marah dan ngamuk kep...