Waspada Radang Tenggorokan Saat Musim Hujan

Senin, 15 Agustus 2016 | 14:20 WIB Penulis : Erni Wulandari


Musim hujan merupakan kabar baik bagi kuman, pembawa bibit penyakit. Sebab, perubahan suhu menyebabkan bibit penyakit mudah berkembang biak, sehingga dapat  menyerang setiap saat, utamanya anak yang daya tahan tubuhnya belum optimal. Salah satu penyakit yang mewabah di musim hujan adalah radang/infeksi tenggorokan pada anak.

Berikut penjelasan lebih jauh tentang penyakit radang tenggorokan pada anak:

Definisi radang tenggorokan pada anak

Radang tenggorokan adalah istilah umum dari keadaan peradangan atau infeksi di sekitar tenggorokan. Lokasi sekitar tenggorokan meliputi rongga mulut bagian belakang, tonsil (amandel), bagian belakang tonsil atau laring, dan sekitarnya. Menurut Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K),MTropPaed dari RSCM-FKUI,  Jakarta, penyebab tersering radang/infeksi tenggorokan adalah virus, dan dalam frekuensi yang lebih sedikit bisa juga bakteri atau jamur. Infeksi tenggorokan ditularkan melalui percikan renik (droplet) saat penderita berbicara, bersin, batuk atau mencium anak. Percikan renik tersebut mengandung kuman yang dapat menyebabkan penyakit yang sama pada bayi/anak.

Gejala radang tenggorokan pada anak:

Umumnya anak yang terkena radang tenggorokan pada anak akan merasakan demam dan rasa tak enak badan, kadang disertai mual dan muntah sehingga membuat anak menjadi rewel. Asupan minum dan makannya pun berkurang. Anak yang sudah dapat mengomunikasikan perasaannya dengan baik biasanya mengeluh nyeri saat menelan, mulut berbau, batuk, pilek, dan hidung tersumbat/berair.

Pencegahan radang tenggorokan pada anak:

Upaya pencegahan  radang tenggorokan yang  dapat dilakukan sebenarnya merupakan kiat menjaga kesehatan secara umum. Yang utama yang dapat dilakukan adalah menjaga asupan nutrisi anak yang optimal (sehingga daya tahan tubuh menjadi lebih kuat), memelihara higiene dan sanitasi yang baik, menghindar dari sumber penularan (jauhkan anak dari penderita atau si penderita mengenakan masker bila berdekatan dengan anak), serta memastikan pemberian imunisasi anak yang lengkap.

Penanganan radang tenggorokan pada anak:

Radang/infeksi tenggorokan pada anak biasanya akan sembuh sendiri, terlebih jika asupan nutrisi dan cairan anak tercukupi. Masalahnya, di saat sakit, anak malas makan dan minum sehingga muncul risiko kekurangan cairan (dehidrasi). Ditambah lagi, tubuh anak yang sedang demam membutuhkan lebih banyak cairan. Kondisi dehidrasi akan membuat lendir yang terdapat di saluran napas bertambah pekat/kental dan mengakibatkan batuk yang dialami anak menjadi lebih hebat. Karena itu, tambahan asupan cairan amat dianjurkan di saat anak mengalami  radang tenggorokan pada anak. Asupan nutrisi yang optimal juga dapat mempersingkat masa sakit anak.

Minuman yang terlalu dingin dapat memperberat gejala radang tenggorokan pada beberapa kasus.  Gorengan asalkan tidak terlalu berminyak boleh-boleh saja dikonsumsi. Karena disebabkan virus dan dapat sembuh dengan sendirinya, terapi bagi anak yang kena radang tenggorokan umumnya dilakukan secara suportif (mengurangi gejala-gejala yang ada), seperti penurun panas, pelega saluran napas, pengencer dahak, serta asupan cairan dan nutrisi yang optimal. Pemberian antibiotik akan dievaluasi lebih lanjut karena umumnya  infeksi tenggorokan disebabkan virus. Sedangkan antibiotika diberikan bila penyebab penyakit radang tenggorokan adalah  bakteri.

Dampak:

Radang tenggorokan pada anak pada umumnya tidak memberikan dampak fatal, kecuali bila disebabkan kuman yang sangat patogen, seperti difteri. Kuman patogen ini  menyebabkan timbulnya selaput (berwarna keputihan pucat) yang menyumbat saluran napas atas dan mengakibatkan kesulitan bernapas pada anak sehingga dapat berdampak fatal. Jika yang berkembang adalah kuman pertusis, maka  akan timbul gejala batuk rejan (batuk 100 hari). Gejalanya khas, yakni batuk tidak berhenti yang diakhiri dengan upaya menarik napas dalam (whooping). Jika terjadi terus-menerus, paru-paru penderita bisa kekurangan asupan oksigen. Dengan imunisasi DTP,  kedua penyakit tersebut sudah sangat jarang dijumpai di Indonesia. Untuk itu, pastikan anak mendapatkan imunisasi tersebut.

 

Sumber : Nakita

Artikel Lainnya

Berpuasa memang tidak dianjurkan untuk anak-anak yang belum akil balig atau dalam masa pertumbuhan karena akan mengganggu kesehatan dan aktivitas hariannya. Namun, tidak ada salahnya untuk mempersiapk...

Mari kita mulai aktivitas seru di dalam rumah yang membuat si Kecil turut belajar melalui sebuah eksperimen Sains yang aman untuk si Kecil. Salah satu aktivitas yang direkomendasikan adalah mencipt...

Memiliki anak yang cerdas adalah idaman para orangtua. Untuk itu berbagai informasi tentang cara membuat cara membuat anak lebih cerdas banyak dicari para orangtua, meskipun sebuah penelitian dari Uni...

Efek negatif dari asupan gula berlebih juga terlihat pada kemampuan tubuh dalam menangkal penyakit. Konsumsi 20 sendok teh gula (yang kira-kira setara dengan jumlah gula dalam dua kaleng minuman ber...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................