Psikosomatis Benarkah ia Benar-benar Sakit ?

Rabu, 18 Januari 2017 | 11:42 WIB Penulis : Erni Wulandari


Gangguan psikosomatis atau somatisasi adalah gangguan psikis yang menyebabkan gangguan fisik. Dengan kata lain, psikosomatis adalah penyakit fisik yang disebabkan oleh program pikiran negatif dan atau masalah emosi seperti stress, depresi, kecewa, kecemasan, rasa berdosa, dan emosi negatif lainnya. Gangguan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya.

Bisa jadi, anak mengalami psikosomatis. Psikosomatis mengacu pada kondisi fisik yang ditimbulkan oleh salah-suai (maladjustment) secara psikologis. Maladjustment merunjuk kepada penyesuaian diri individu yang buruk dengan kondisi dirinya sendiri dan situasi lingkungannya.

 

Namun sebelumnya, Bunda harus memastikan, apakah ia memang benar sakit perut atau hanya alasan saja. Perhatikan bahasa tubuhnya, atau bawa ia ke dokter saat sakit perut. Namun, apakah ia benar-benar mengalami psikosomatis atau tidak, itu tidak perlu dipersoalkan.

Kegelisahan dan keluhan setiap akan berangkat sekolah sudah cukup memperlihatkan ada sesuatu yang menurut anak terjadi di sekolah, dan hal itu tidak menyenangkan. Coba ajak anak berbicara saat ia tenang, untuk mencari tahu apa yang terjadi. Bentuk pertanyaan jangan langsung mengarah pada ‘mengapa sakit perut’ atau ‘ada apa di sekolah, tetapi lebih kepada eksplorasi terhadap berbagai aktivitasnya di sekolah. Proses eksplorasi ini akan memakan waktu, karena Bunda perlu mengetahui secara jelas suatu kejadian, dan bagaimana anak mepersepsikannya. Kejadian bisa jadi merupakan suatu peristiwa yang terkait dengan teman sekelas, lawan jenis, guru, mata pelajaran tertentu.

Jika ia sulit bercerita, Bunda bisa menemui guru kelasnya untuk mencari tahu perilaku anak di kelas, hubungannya dengan teman, atau apa pun yang selama ini menjadi pengamatan guru. Ingat, perasaan anak tentang pengalamannya itu bersifat subjektif. Ungkapan yang bertendensi meremehkan, seperti, “Ah, cuma begitu saja,” atau “Jangan dipikirin, deh,” harus dihindari agar anak merasa nyaman terbuka. Bila ia cukup terbuka dan sering curhat, ajak berdiskusi untuk menemukan hal yang mengganggu.

Bila sumber kegelisahannya sudah ditemukan, coba konfirmasikan kepada anak, apakah ia memang merasakan hal itu, dan bantu ia menyelesaikan. Setelah semua langkah dilakukan, namun tidak ada perubahan sama sekali, baru ajak ia ke psikolog.

Artikel Lainnya

Mulai dari bayi hingga dewasa, kita semua wajib mandi 2x sehari. Namun, sabun yang digunakan itu berbeda, harus menyesuaikan jenis kulit, usia dan kebutuhannya. Oleh karena itu, penting untuk membedak...

Tidak cukup menyikat rambut anak Anak-anak memiliki banyak energi sehingga seringkali tidak bisa diam ketika disisir rambutnya. Padahal menyisir rambut setidaknya sehari sekali dan sebelum tidur ...

Di era globalisasi dan perkembangan zaman seperti sekarang, bukan hal yang asing lagi saat anak mulai menggunakan teknologi sebagai media bermain. Inilah pentingnya peran orang tua dalam menghada...

Padatnya aktivitas di pagi hari mungkin membuatmu sering mengabaikan sarapan. Jika terus dilakukan, hal ini bisa mengganggu kesehatan. Sering melewatkan sarapan bahkan dapat meningkatkan risiko terjad...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................