Disleksia Pada Anak, Apa Ciri-Ciri-nya?

Selasa, 26 November 2019 | 17:35 WIB Penulis : Erni Wulandari


Disleksia adalah gangguan yang dialami anak selama proses belajar, baik membaca, menulis, maupun mengeja. Menurut dr. Kristiantini Dewi, Sp.A. dari IndiGrow Child Development Center yang juga Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia, otak penyandang disleksia membaca atau menerjemahkan kode simbol dengan cara berbeda dan menggunakan jalan yang berbeda.

 

Untuk mengetahui apakah anak mengalami disleksia atau tidak, berikut tanda-tanda yang terlihat. Dengan memahami tanda berikut, bisa membantu  dalam menangani anak disleksia tersebut.

1. Pelupa: Penyandang disleksia biasanya sangat pelupa melebihi teman sebayanya, hampir di setiap saat atau setiap waktu.


2. Gangguan Bahasa: Sulit mengutarakan maksudnya karena memiliki gangguan kebahasaan. Kesulitan membedakan unit bunyi terkecil dari suatu huruf (phonological awareness), misalnya, taman untuk tanam. Mengungkapkan sesuat dengan istilah tidak tepat; kesulitan bercerita secara runut; kesulitan memahami konsep “lebih banyak dari”, “lebih sedikit dari”, “persamaan”, “perbedaan”, “sebelum”, “sesudah”; menggunakan istilah “atas” untuk “bawah”, “maju” untuk “mundur”.


3. Menulis Terbalik: Jika menulis, huruf atau lambang bilangannya terbalik. Gejala ini sering digeneralisasi sebagai pertanda khas dan pertanda tunggal disleksia. Padahal, tidak demikian. Anak disleksia melakukan hal ini lebih konsisten dan lebih sulit dikoreksi. Sebaliknya, anak tersebut mungkin disleksia tapi tidak menulis secara terbalik.


4. Sulit Mengurut Abjad: Menyusun dan menyebutkan huruf-huruf dalam abjad secara tepat menuntut keterampilan merunut dan working memory. Karena itu, sering kali merupakan kegiatan yang sulit bagi anak disleksia usia pra-sekolah.

5. Kesulitan Koordinasi: Gejala disleksia yang paling mudah terlihat di usia pra-sekolah adalah kesulitan dalam koordinasi gerakan motorik seperti sering terjatuh, sering menabrak benda, atau sering tersandung. Sekalipun gejala ini tidak terlihat, tetap patut diperhatikan.


6. Sulit Beraktivitas: Anak disleksia sulit melakukan aktivitas dengan keterampilan motorik halus seperti mewarnai, tracking pola, menggunting, mengancing baju, memakai kaos kaki, dsb.


7. Respons Lambat: Ketika diberi tugas atau instruksi, anak disleksia cenderung lambat dalam mengeksekusinya (slow processing speed). Gejala ini mudah dikenali pada setting belajar di sekolah.


8. Kehilangan Barang: Anak disleksia sering kehilangan barang miliknya. Seperti, kehilangan pensil, botol minum, jepit rambut dsb.


9. Riwayat Disleksia: Jika ada riwayat disleksia dalam keluarga, maka dugaan disleksia akan semakin kuat dengan dukungan gejala-gejala yang sudah ditunjukkan. 

 

Source: Mother And Baby

Artikel Lainnya

Menyapih adalah proses menghentikan kegiatan menyusui pada bayi. Masa penyapihan bisa dilakukan kapan saja, tergantung kesiapan ibunya. Umumnya masa penyapihan terjadi ketika bayi berusia 1 tahun hing...

Sejak Oktober 2021 lalu, kegiatan belajar mengajar sudah mulai kembali dicoba secara perlahan. Anak-anak kembali hadir ke sekolah dan bertemu dengan guru serta teman-temannya.  FullscreenKini ...

Anxiety atau kecemasan ternyata tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Anak-anak pun berpotensi mengalami kondisi ini. Ada beberapa jenis kecemasan yang perlu Anda waspadai dan kenali gejalanya pada a...

Saat anak mengeluh sakit gigi, orang tua biasanya khawatir. Padahal ada beberapa penyebab sakit gigi pada anak yang bisa Anda kenali.   Bukan hanya orang dewasa, balita juga bisa mengeluh s...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................