cc ...
Jumat, 18 Maret 2022 | 16:14 WIB Penulis :
Sebaiknya anak-anak yang belum akil baliq berpuasa setengah hari saja, atau boleh berpuasa penuh? Bagaimana pengaruh puasa terhadap tumbuh-kembang mereka?
Dalam Islam, puasa berarti tidak mengonsumsi makanan secara aktif (melalui mulut/usus) atau pasif (melalui jalur pembuluh darah/infus). Padahal, pada seorang anak, makanan berfungsi sebagai penghasil energi untuk menjalankan semua sistem di tubuh, serta menggantikan sel-sel tubuh yang rusak untuk menunjang proses tumbuh-kembang. Selain itu, makan juga berfungsi untuk pencegahan dan pengobatan penyakit.
Keadaan stabil di dalam tubuh kita (homeostasis), yang antara lain memungkinkan kita melakukan berbagai kegiatan sehari-hari, terjaga karena adanya glukosa. Glukosa merupakan sumber energi bagi otak, hati, otot, sel darah merah, dan sel lemak. Otak dan sel darah merah tidak dapat memproduksi glukosa sendiri, tetapi tergantung pada kadar gula darah dalam tubuh. Sementara, kadar gula darah dalam tubuh bisa dipertahankan dengan mengonsumsi makanan.
Makanan yang kita konsumsi dapat mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh sampai empat jam. Jadi, jika seorang anak, misalnya, makan pagi pada pukul 06.00, maka kadar gula darah dalam tubuhnya bisa bertahan sampai pukul 10.00. Itu sebabnya mengapa anak-anak usia sekolah penting untuk makan pagi. Keadaan stabil di dalam tubuh membuat dia bisa berkonsentrasi penuh dan menyerap pelajaran dengan lebih baik.
Setelah rentang waktu empat jam, untuk mempertahankan kadar gula darah, tubuh akan mulai memecah cadangan glukosa yang terutama disimpan di hati dan otot, yang disebut glikogen. Enambelas jam setelah mengonsumsi makanan, atau yang disebut fase kelaparan dini, glukosa tidak lagi diambil tubuh dari cadangan yang disimpan di hati dan otot. Pada fase ini, sumber energi dapat berasal dari pemecahan lemak (keton) dan protein.
Kiat berpuasa dengan benar
Prinsip utama seorang anak dapat berpuasa adalah sehat dan menghindari fase kelaparan dini. Berikut beberapa kiatnya:
Makanan untuk sahur
Makanan untuk sahur harus mengandung semua zat gizi dalam komposisi seimbang serta jumlah cukup sesuai usia dan jenis kelamin anak. Konsumsilah makanan yang mempunyai indeks glikemik rendah, yaitu jenis makanan yang bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh secara lambat tetapi bertahan lama. Contoh makanan yang mempunyai indeks glikemik rendah, antara lain: nasi merah, bulgur dan barley, spageti, anggur, pisang, jeruk, ubi jalar, kacang hijau, apel dan jus apel, serta susu rendah lemak.
Jenis makanan untuk sahur sebaiknya juga lebih mudah mengenyangkan, atau disebut memiliki fullness factor tinggi. Contoh makanan jenis ini, antara lain: taoge, semangka, anggur, wortel, jeruk, ikan kukus, dada ayam panggang, apel, sirloin kukus, kentang panggang, popcorn dan pisang.
Makanan untuk berbuka
Untuk berbuka, si kecil sebaiknya mengonsumsi jenis makanan yang mempunyai indeks glikemik tinggi, yaitu jenis makanan yang bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh secara cepat tetapi singkat. Contoh makanan dengan indeks glikemik tinggi, antara lain: bagel, donat, roti putih, corn flakes, wafel, kentang panggang, wortel dan semangka.
Selain itu, makanan yang dikonsumsi anak untuk berbuka ini juga harus mengandung semua zat gizi dalam komposisi seimbang serta jumlah cukup sesuai usia dan jenis kelamin.
CONTOH MENU MAKANAN UNTUK BERBUKA
CONTOH MENU MAKANAN UNTUK SAHUR
Source: https://www.parenting.co.id/
Mengajak anak ke museum menjadi tantangan tersendiri ya, Moms. Jangankan anak-anak, tampaknya orang dewasa saja mudah bosan kalau pergi ke museum. Padahal penting mengajak Si Kecil ke museum kare...
Apakah Tes IQ Diperlukan Untuk Anak? – PapaMama sebagai orang tua pasti ingin memiliki anak yang cerdas. Salah satu cara yang dapat PapaMama lakukan untuk mengukur kecerdasan anak yaitu den...
Paprika (Capsicum annuum) terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan warnanya, yakni paprika merah, paprika hijau, paprika oranye, dan paprika kuning. Meski begitu, kandungan nutrisi antar jenis papri...