Menyikat gigi secara rutin memang bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga gigi dan mulut anak. Namun perlu diingat, bahwa itu saja tidak cukup. Ada berbagai gangguan yang bisa muncul bila anak tida...
Senin, 30 Mei 2016 | 14:28 WIB Penulis : Erni Wulandari
Dengan mengembangkan batas-batas, Bunda mengenalkan kepada anak tentang kenyataan yang terjadi di dunia atau kehidupan sehari-hari, yang punya banyak sekali peraturan. Dan meningkatkan sikap respek yang sehat terhadap perkataan Bunda dan Ayah akan mempermudah Bunda menekankan batas-batas penting kelak di kemudian hari.
Menerapkan Aturan
Cara terbaik untuk meletakkan dasar disiplin adalah membuat semua aturan di rumah terasa sederhana dan jelas. Contohnya, “Tidak boleh memukul,” atau, “Tidak boleh naik-naik ke meja.”
Menangani Perilaku Buruk
Pilih hal-hal apa saja yang mau Bunda masalahkan. Putuskan apakah suatu reaksi yang Bunda lakukan itu perlu dilakukan. Jika Bunda keras terhadap segala hal, dari anak merengek saat mau tidur sampai menggigit orang lain, Bunda hanya akan membuat siapa pun kesal. Usaha Bunda untuk menerapkan disiplin akan sangat jauh dari efektif, jika Bunda fokus kepada hal-hal yang menjadi masalah Bunda saja.
Katakan Tidak
Jika anak melakukan kesalahan, seperti memukul temannya, katakan segera dengan tegas, “Tidak boleh memukul.” Jika anak sudah lebih besar, Bunda juga bisa meminta dia meminta maaf. Walaupun begitu, batasi penggunaan kata “tidak” hanya untuk perilaku buruknya saja. Karena, kalau tidak, anak akan mengabaikan Bunda. Jika dia melakukan sesuatu yang tidak Bunda sukai, yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya atau menyakiti siapa pun (misalnya, mencoret-coret tangannya dengan spidol), katakan saja, “Kalau mau menggambar, di kertas saja, ya, Nak.”
Buat Konsekuensi
Carilah konsekuensi yang berpengaruh terhadap anak. Ini bisa saja mengambil atau menahan satu hal istimewa yang dia miliki, atau meminta dia melakukan sesuatu yang tidak dia sukai. Anak usia 2 tahun ke atas bisa khawatir dengan sebuah peringatan, seperti, “Kalau kamu terus-terusan melempar-lempar pasir, kamu tidak boleh main di kotak pasir itu.” Bunda harus serius dengan konsekuensi yang sudah Bunda katakan. Anak tidak akan menganggap Bunda serius, kalau Bunda sendiri juga tidak serius.
Konsisten
Anak-anak senang menguji dan tanpa konsistensi, aturan-aturan akan sangat mudah dirobohkan. Jika Bunda teguh dengan aturan-aturan yang sudah dibuat, pada akhirnya anak akan menyadari bahwa tingkah polahnya yang tidak Bunda sukai mempunyai konsekuensi yang dia tidak suka.
Miliki Empati
Tunjukkan kepada anak bahwa Anda tahu perasaannya. “Mama tahu bagaimana kesalnya kamu. Mama juga ingin, sih, bisa bermain di taman sepanjang hari, tetapi….” Tahu bahwa Bunda memahami dia, akan membuat anak lebih tenang.
Buat Kesepakatan
Jika anak tidak juga mau tidur, tawarkan kepada dia apakah lampu di lorong depan kamarnya tetap menyala. Baginya, ini semacam kompromi, tetapi Bunda tidak terlihat mundur dan lebih kendur. Contoh lainnya, alih-alih menawari dia sogokan, misalnya memberi dia permen, jika dia berhenti menangis, berikan penghargaan untuk perilakunya yang baik. Misalnya, jika dia tetap berada di sisi Bunda saat berbelanja di supermarket, Bunda berjanji akan berhenti di sebuah taman dalam perjalanan pulang nanti.
Tawarkan Opsi Lain.
Saat anak melanggar sebuah peraturan, tunjukkan sebanyak mungkin perilaku alternatif yang bisa diterima. Jadi, saat Bunda mengatakan, “Jangan buang-buang dompet Bunda, dong!” ikuti dengan nasihat, “Yuk, buang kayu-kayu mainan ini saja….”
Berikan Pujian
Bentuk disiplin yang paling kuat adalah memberikan pujian terhadap perilaku baik, dan ini berlaku untuk semua usia anak. Makin sering dipuji, anak makin kuat keinginannya untuk berperilaku baik.
Juga, cobalah menambahkan larangan, “Kita nggak boleh memukul, lho,” dengan kata-kata yang bersifat memberi dorongan semacam, “Kamu mengelus anjing itu dengan lembut, ya.…
Sumber : Parenting
Menyikat gigi secara rutin memang bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga gigi dan mulut anak. Namun perlu diingat, bahwa itu saja tidak cukup. Ada berbagai gangguan yang bisa muncul bila anak tida...
Mendengar anak batuk tiada henti, tentu kita tidak tega melihatnya. Apalagi jika disertai muntah dan mata berair. Untuk mengurangi batuknya sebaiknya Bunda hindari makanan dan minuman ini : ...
Anak membutuhkan waktu istirahat yang berkualitas untuk mendukung tumbuh-kembangnya. Namun, seringkali anak mengalami masalah tidur, antara lain diganggu mimpi buruk. Dalam hidup, kita pasti pernah...
Sering kali orang dewasa salah mempersepsikan istilah seks dan seksualitas. Inilah yang menyebabkan mereka akhirnya menjadi menutup diri pada anak. Bunda perlu paham dulu pengertian dari kedua istilah...