Apa Itu Tantrum Pada Anak?

Rabu, 25 September 2019 | 17:33 WIB Penulis : Erni Wulandari


Tantrum, bisa mulai terjadi saat anak memasuki usia 15 bulan, namun paling sering terjadi antara usia dua dan empat tahun. Meski frekuensi tantrum berbeda pada setiap anak, tapi pada anak yang aktif dan memiliki kemauan keras mungkin saja bisa mengalaminya hingga dua kali per minggu.

Apa penyebabnya?

Umumnya, tantrum adalah ekspresi frustrasi si kecil, Moms. Anak-anak mungkin merasa frustrasi karena ketidakmampuan mereka untuk melakukan aktivitas yang mereka coba, seperti mengambil satu benda di atas lemari atau membuka tutup kotak mainannya.

Tantrum juga bisa menjadi ekspresi frustrasi anak karena merasa kurang memiliki kontrol terhadap kehidupan mereka. Misalnya ketika ia masih ingin terus bermain tapi diminta untuk tidur, atau ingin permen tapi tidak dibelikan.

Selain itu, terkadang tantrum juga bisa sengaja dilakukan anak sebagai upayanya untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang dewasa lainnya. Itu sebabnya kebiasaan tantrum akan lebih sering dilakukananak bila anak mengetahui bahwa dengan cara itu keinginannya akan dipenuhi.

Itu sebabnya, orang tua perlu belajar untuk mengabaikan amukan dan membiarkan tantrum reda dengan sendirinya. Pastikan saja Anda mengawasi dan segera mengambil tindakan yang diperlukan bila ada risiko bahaya terjadi saat anak sedang tantrum. Misalnya kalau saat anak mengamuk ia berlari ke jalan raya, menyakiti dirinya sendiri atau orang lain dan risiko bahaya lainnya.

Bila anak tantrum karena keinginannya Anda tolak, cobalah bersikap tegas. Bila Anda menolak lalu berubah mengabulkan setelah anak mengamuk, ini akan mengajarkan pada anak bahwa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara ini. Jadi, cobalah untuk tidak memenuhinya meski misalnya amukan terjadi di tempat umum dan mengganggu atau membuat malu Anda.

Lupakan dulu rasa malu Anda, dan tetaplah perlakukan anak seperti bagaimana Anda memperlakukan mereka di rumah. Bila memungkinkan, bawa anak ke sudut yang lebih tenang dan tidak terlalu menarik perhatian dan biarkan anak menyelesaikan amukannya hingga reda dengan sendirinya.

Sikap tenang dan kalem Anda sangat berpengaruh di sini, jadi jangan terpancing untuk marah ya Moms. Anak akan belajar bahwa ia tidak bisa memperoleh apa yang diinginkannya dengan cara seperti itu.

 

Source: Kumparan

Artikel Lainnya

Kerontokan rambut anak bukan hanya dipicu ketidakcocokan pemakaian produk tata rambut Rambut rontok bukan hanya masalah bagi orang dewasa dan lansia. Bayi dan anak-anak pun bisa mengalaminya. Jika ...

Meskipun keadaan alat transportasi umum di negara kita masih belum ramah anak, namun tidak ada salahnya kita mulai memperkenalkan dan membiasakan si kecil menggunakannya. Terutama jika dia sudah duduk...

Jakarta - Libur telah tiba! Sudah ada rencana ke mana untuk liburan kali ini, Mom? Bagaimana kalau liburan road trip dengan mobil bersama Ayah dan anak-anak? Road trip atau melakukan perjalanan dengan...

Menjadi orang tua bukanlah sebuah proses yang instan. Kenyataannya, proses ini berjalan bersamaan dengan proses tumbuh kembang anak dan bukan perkara mudah. Misalnya mencoba bersabar saat menemukan di...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................